Balikpapan,Natmed.id – Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim H Hadi Mulyadi memuji kontribusi warga Nahdlatul Ulama (NU) dalam pembangunan Benua Etam.
“Saya atas nama pribadi dan atas nama Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya, khususnya kepada warga Nahdlatul Ulama yang tidak hanya sukses berkontribusi besar membangun Kalimantan Timur, tetapi juga sukses menciptakan iklim yang kondusif di Kalimantan Timur,” ungkap Wakil Gubernur H Hadi Mulyadi saat membuka secara resmi Konferensi Wilayah (Konferwil) di Aula Alharomain Komplek Pondok Pesantren Syaichona Cholil Gang Arjuna Jalan Mulawarman Balikpapan, Jumat (23/6/2023) malam.
Acara dihadiri Wakil Ketua Umum PBNU Prof KH M Mukri, Ketua PWNU Kaltim Fauzi Bahtar, Wali Kota Balikpapan Rachmat Mas’ud, Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi, Anggota DPRD Kaltim Rusman Ya’qub, Rais Syuriah PWNU Kaltim KH M Ali Cholil yang juga pimpinan Pondok Pesantren Syaichona Cholil Balikpapan, dan mantan Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak, serta ribuan warga NU.
Masih soal pesan kondusif yang sukses dibangun warga nahdiyin di Kalimantan Timur, Wagub Hadi Mulyadi juga mengisahkan pengalamannya bersama Presiden Joko Widodo pada 7 Mei 2019.
Saat itu, Wagub Hadi Mulyadi diminta oleh Paspampres atas perintah Presiden Joko Widodo berada satu kendaraan kurang lebih sekitar lima jam. Dari Bandara Sepinggan menuju Samboja meninjau rencana lokasi ibu kota negara. Ketika itu belum ditetapkan Sepaku, sebagai lokasi IKN.
“Sebelum naik ke pesawat, khawatir terlupakan. Saya sampaikan ke Bapak Presiden, bahwa Kalimantan Timur adalah provinsi yang sangat kondusif dalam hal sosial politik dan ekonomi di Pulau Kalimantan,” ungkap Wagub Hadi Mulyadi.
Sebagaimana diketahui, di semua provinsi di Pulau Kalimantan sudah pernah terjadi konflik sosial yang cukup besar dan hal itu tidak terjadi di Kalimantan Timur. Termasuk di dua calon lokasi ibu kota lainnya, yakni Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
“Presiden menjawab, terima kasih Pak Wagub, saya akan sampaikan di rapat kabinet. Tidak lama setelah itu, Kaltim ditetapkan sebagai ibu kota negara,” sambung Wagub menceritakan kebersamaannya bersama Presiden Joko Widodo.
Apalagi sambung Wagub, sejak dulu Kaltim sudah sangat terbuka dengan para pendatang. Seperti yang digambarkan dari pemberian tanah oleh Kesultanan Kutai kepada warga dari Sulawesi Selatan pada sekitar tahun 1644 di Samarinda Seberang. Kutai juga sudah membangun hubungan kekerabatan sangat baik dengan Keraton Yogyakarta sejak 1855 dan semua terlihat jelas dari berbagai peninggalan yang dipajang di Museum Mulawarman Tenggarong.
“Apa yang saya sampaikan tadi, tidak lain dan tidak bukan karena kerja keras kita semua. Semua suku yang ada di Kaltim hidup berdampingan, semua organisasi hidup berdampingan,” seru Wagub lagi.
“Kita juga harus berterima kasih kepada Bapak Awang Faroek. Sepuluh tahun memimpin, Kaltim aman dan kondusif. Saya dan Pak Isran hanya meneruskan apa yang beliau lakukan. Semoga kita semua bisa terus membangun Kaltim dan membangun Indonesia,” tutup Wagub.