National Media Nusantara
DPRD Kaltim

Firnadi: Festival Jembayan Kampung Tuha Adalah Bentuk Penghormatan Budaya Lokal

Teks: Anggota DPRD Kaltim Firnadi Ikhsan saat membuka kegiatan Festival Jembayan di Desa Jembayan, Kecamatan Loa Kulu, Kukar

Kukar, natmed.id – Anggota DPRD Kalimantan Timur Firnadi Ikhsan menegaskan pentingnya pelestarian sejarah dan budaya lokal sebagai fondasi kebersamaan dan pembangunan wilayah.

Hal itu disampaikannya saat didaulat membuka Festival Jembayan Kampung Tuha ke-6 yang digelar bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-390 Desa Jembayan, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) pada Sabtu, 12 Juli 2025.

Kegiatan diawali dengan ziarah ke Makam Aji Pangeran Sinom Panji Mendapatkan ing Martapura, sosok yang dikenal sebagai Raja Kutai Kartanegara ke-8.

Sang raja dahulu memerintah dari Pamarangan, kawasan yang kini dikenal sebagai Desa Jembayan, sebelum pusat pemerintahan berpindah ke Tepian Pandan atau Tenggarong oleh Sultan Aji Muslihudin.

Firnadi yang juga menjabat sebagai Ketua Fraksi PKS sekaligus anggota Komisi II DPRD Kalimantan Timur menyampaikan bahwa Festival Jembayan Kampung Tuha tidak sekadar seremonial tahunan, melainkan merupakan bagian dari upaya masyarakat dalam merawat ingatan kolektif atas sejarah berdirinya Kutai.

Ia menekankan bahwa keberadaan festival ini memperlihatkan bagaimana budaya lokal bisa tetap hidup dalam dinamika masyarakat modern.

“Festival ini bukan hanya perayaan tahunan, tapi juga cara kita menghormati sejarah, dan menghidupkan nilai heroik para pendiri Kutai dalam membangun daerah ini,” tutur Firnadi.

Sejumlah tokoh dan pejabat tampak hadir dalam pembukaan festival tersebut. Di antaranya Tokoh Adat Kesultanan Awang Yacoub Luthman, perwakilan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Kartanegara, Pelaksana Tugas Sekretaris Camat Loa Kulu, unsur TNI dan Polri dari Kodim serta Polres setempat, para kepala desa di wilayah sekitar, lembaga adat, hingga tamu undangan dari kalangan masyarakat sipil.

Kehadiran mereka menandakan dukungan kolektif terhadap kelestarian budaya serta pentingnya pembangunan berbasis kearifan lokal.

Festival Jembayan Kampung Tuha tahun ini direncanakan berlangsung hingga 15 Juli 2025 dengan beragam kegiatan yang dirancang sebagai ruang ekspresi budaya sekaligus penguatan ekonomi masyarakat.

Agenda seperti pawai pembangunan, pertunjukan seni tradisional, hingga bazar UMKM menjadi bagian dari rangkaian acara.

Firnadi menilai bahwa festival ini tidak hanya memiliki nilai historis dan kultural, tetapi juga berkontribusi langsung terhadap penguatan perekonomian desa.

Firnadi menekankan bahwa sektor UMKM menjadi salah satu penopang vital dalam struktur ekonomi masyarakat lokal, dan festival ini memberi mereka ruang untuk berkembang serta memperluas jejaring pasar.

“Kegiatan ini penting untuk merekatkan semangat gotong royong dan kebersamaan warga. Selain itu, festival ini berdampak positif pada sektor pariwisata dan perekonomian desa, khususnya bagi pelaku UMKM,” ujar legislator daerah pemilihan Kutai Kartanegara itu.

Dalam konteks yang lebih luas, Festival Jembayan Kampung Tuha menjadi simbol dari bagaimana masyarakat desa mampu menjaga identitas dan tradisi mereka, sembari tetap terbuka terhadap perubahan zaman.

Warisan sejarah yang dibingkai dalam bentuk festival budaya tidak hanya menjadi alat pelestarian, tetapi juga sarana transformasi sosial yang menciptakan kesadaran kolektif akan pentingnya hidup berdampingan dalam semangat gotong royong.

 

Related posts

Ada Sekolah Belum Kantongi Serfikat Lahan, Satgas Harus Segera Dibentuk

Laras

Baharuddin Tegaskan Pentingnya Perspektif Gender dalam Pembangunan Daerah

Paru Liwu

Samsun Kunjungi Desa Jembayan Dalam

Nediawati

You cannot copy content of this page