
Kukar, natmed.id – Menjelang berakhirnya masa kepemimpinan Edi Damansyah dan Rendi Solihin sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), berbagai capaian pembangunan menjadi sorotan. Dengan pemungutan suara ulang (PSU) yang dijadwalkan pada 19 April 2025, Kukar bersiap menyambut kepemimpinan baru.
Dalam kesempatan terakhir sebelum melepas jabatannya, Edi Damansyah menyampaikan sejumlah pencapaian yang telah diraih selama ia dan Rendi Solihin memimpin daerah tersebut.
Saat memberikan sambutan usai Salat Idulfitri 1 Syawal 1446 H di Masjid Agung Sultan Sulaiman, Tenggarong, Senin, 31 Maret 2025, Edi menyampaikan apresiasi kepada masyarakat atas dukungan terhadap program pemerintah.
“Berbagai capaian pembangunan yang telah terwujud selama masa pengabdian kami tentu merupakan hasil dari kerja bersama serta dukungan masyarakat di seluruh wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara,” ujarnya.
Selama menjabat, Edi dan Rendi menjalankan program Dedikasi Kukar Idaman yang mengedepankan inovasi, daya saing, dan kemandirian. Program ini fokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang keagamaan, pendidikan, dan ekonomi.
Di sektor keagamaan, salah satu inisiatif unggulan adalah program Kukar Berkah yang mencakup revitalisasi tempat ibadah serta penguatan nilai-nilai agama melalui Gerakan Etam Mengaji (GEMA).
Pemerintah juga merealisasikan program 1 Desa 1 Hafidz Qur’an dan Da’i Masuk Desa, yang telah membawa dampak positif bagi masyarakat di berbagai pelosok daerah.
Dari sisi pendidikan keagamaan, Pemkab Kukar meningkatkan dukungan bagi pesantren dengan menyalurkan bantuan sebesar Rp100 juta per lembaga. Jumlah pesantren penerima bantuan meningkat dari 42 menjadi 48.
Tak hanya sektor keagamaan dan pendidikan, pertumbuhan ekonomi daerah juga menjadi prioritas. Berbagai festival dan kegiatan ekonomi digelar untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Selain itu, program Kredit Kukar Idaman disalurkan guna memberikan akses permodalan bagi usaha kecil dan menengah agar perekonomian tetap berjalan.
Sebagai seseorang yang pernah menjabat Sekretaris Daerah Kukar sebelum menjadi bupati, Edi menganggap kepemimpinannya sebagai bentuk pengabdian.
“Dengan penuh ketulusan, saya mewakafkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk masyarakat Kukar. Tentu dalam perjalanan ini ada khilaf dan kekurangan, dan untuk itu saya memohon maaf yang sebesar-besarnya,” ucapnya.
Edi berharap pemerintahan yang akan datang dapat meneruskan pembangunan dengan semangat yang sama, demi kemajuan dan kesejahteraan Kukar. (Adv)