Samarinda, natmed.id – Dinas Sosial Kalimantan Timur (Dinsos Kaltim) menggelar pelatihan peningkatan kompetensi bagi petugas dapur umum dalam rangka memperkuat kesiapsiagaan penanggulangan bencana. Kegiatan berlangsung di Coconut Beach Samboja, Kutai Kartanegara, selama empat hari, 10–13 Juni 2025.

Pelatihan ini bertujuan membentuk sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan tangguh dalam menyediakan layanan permakanan saat terjadi bencana. Kepala Dinas Sosial Kaltim, Andi Muhammad Ishak, menyatakan bahwa peningkatan kapasitas ini merupakan langkah strategis mengingat tingginya potensi bencana di Indonesia, termasuk Kalimantan Timur.
“Penyiapan SDM berkualitas dalam penanganan bencana sangat penting. Bencana bisa datang kapan saja, dan kita tidak bisa hanya mengandalkan peralatan atau bantuan dari luar,” ujarnya, Rabu, 11 Juni 2025.
Menurutnya, tanggung jawab pelayanan sosial dalam situasi darurat sangat luas. Selain penyediaan makanan dan pakaian, juga mencakup pengelolaan tempat penampungan sementara, layanan bagi kelompok rentan, hingga dukungan psikososial.
“Pemenuhannya tidak bisa dilakukan sendiri. Harus kolaboratif dan terkoordinasi. Karena itu pelatihan ini melibatkan berbagai pihak,” tambahnya.
Peserta pelatihan berjumlah 30 orang yang berasal dari unsur TAGANA, BPBD, Dinas Kesehatan, dan Pramuka Peduli Bencana di tingkat kabupaten/kota se-Kaltim. Metode pelatihan meliputi ceramah, diskusi, serta praktik lapangan langsung untuk mendirikan dan mengoperasikan dapur umum lapangan.
Ketua panitia pelatihan, Arif Maulana, menjelaskan bahwa kegiatan ini diarahkan untuk menciptakan petugas dapur umum lapangan yang memahami prinsip manajemen logistik kebencanaan. Peserta juga dibekali dengan pedoman pendirian dapur umum serta simulasi pengolahan makanan dalam kondisi darurat.
“Kita ingin pastikan kebutuhan dasar korban bencana, terutama permakanan, bisa dipenuhi dengan baik. Itu sebabnya manajemen dapur umum jadi fokus utama,” ujar Arif.
Dapur umum lapangan sendiri terbagi menjadi dua jenis, yakni dapur umum statis yang ditempatkan di titik pengungsian tetap dan dapur umum bergerak yang dapat dioperasikan di lokasi terdampak bencana dengan mobilitas tinggi.
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, Achmad Rasyidi, turut memberikan materi teknis dalam pelatihan ini. Ia menekankan pentingnya dokumentasi, pencatatan logistik, dan pengendalian mutu makanan sebagai bagian dari tanggung jawab sosial pemerintah kepada warga terdampak.
Pelibatan unsur lintas sektor, seperti Dinas Kesehatan dan BPBD, ditujukan untuk memastikan sinergi dalam penanganan bencana. Dinsos Kaltim berharap pelatihan ini dapat menghasilkan petugas lapangan yang siap pakai, tidak hanya dalam aspek teknis penyediaan makanan, tetapi juga dalam koordinasi dan respon cepat di lapangan.
Andi Muhammad Ishak menutup kegiatan dengan penegasan bahwa dapur umum bukan sekadar fasilitas pendukung, tetapi elemen kunci yang menunjukkan hadirnya negara saat rakyat dalam kondisi paling rentan.
“Dapur umum adalah bukti nyata bahwa pemerintah hadir di tengah masyarakat ketika semua sedang sulit. Itu sebabnya pelatihan ini sangat krusial,” tegasnya.