Samarinda, Natmed.id – Anyaman rotan kembali mencuri perhatian dalam Pekan UMKM Kaltim. Produk tradisional ini tidak hanya menampilkan keindahan kerajinan lokal, tetapi juga membuka ruang bagi generasi muda untuk terlibat langsung dalam pengembangannya.
Di antara kerumunan pengunjung, siswa SMA dan SMK terlihat serius mencoba teknik anyaman sederhana. Keterlibatan pelajar menjadi strategi untuk menjaga keberlanjutan kerajinan tradisional di era modern.
“Anyaman rotan bukan sekadar kerajinan. Ini identitas budaya yang bisa dikembangkan menjadi produk bernilai ekonomi,” ujar Kepala DPPKUKM Kaltim Heni Purwaningsih pada Sabtu, 6 Desember 2025.
Karya siswa pun mendapat apresiasi pengunjung. Mulai dari vas, hiasan rumah, hingga keranjang multifungsi, produk-produk ini dijual dalam jumlah terbatas. Beberapa peserta bahkan mampu memadukan desain modern dengan pola tradisional, membuka peluang masuk pasar digital.
Selain edukasi, Heni menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Dukungan BUMN, BUMD, perbankan, hingga perusahaan swasta diarahkan untuk fasilitas produksi, pelatihan, dan digitalisasi promosi. Dengan begitu, anyaman rotan tidak hanya dikenal secara lokal, tetapi juga memiliki potensi ekspor.
“Kalau generasi muda sudah terlibat, produk ini bisa hidup berkelanjutan. Kami ingin mereka tidak hanya menjadi penonton, tetapi penggerak ekonomi kreatif,” ujar Heni.
Pekan UMKM juga memberi kesempatan bagi masyarakat untuk melihat langsung proses anyaman, mencoba teknik dasar, dan memahami nilai kreatif di balik produk rotan. Pendekatan ini membuat kerajinan tradisional terasa lebih relevan bagi generasi yang akrab dengan digital.
Beberapa pengunjung mengaku tertarik membawa pulang hasil anyaman sebagai souvenir, sekaligus menyadari bahwa produk lokal bisa memiliki nilai estetika dan ekonomi tinggi.
Dengan kombinasi kreativitas, edukasi dan kolaborasi, anyaman rotan Kaltim berpeluang menjadi ikon UMKM yang tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga mendorong generasi muda berinovasi dan berdaya saing.
