National Media Nusantara
Diskominfo Kukar

Angka Stunting Turun 50 Persen, Pemdes Muara Muntai Ilir Konsisten Jalankan Intervensi Gizi

Kukar, Natmed.id – Pemerintah Desa Muara Muntai Ilir, Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara, terus memperlihatkan kemajuan nyata dalam upaya penurunan angka stunting. Lewat rembuk stunting tahunan dan konsistensi dalam intervensi gizi, desa ini berhasil mencatat penurunan angka balita berisiko stunting hingga 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Kepala Desa Muara Muntai Ilir, Arifadin Nur, menjelaskan bahwa forum rembuk stunting menjadi ruang evaluasi sekaligus perencanaan kolaboratif yang melibatkan berbagai unsur masyarakat.

“Dalam rembuk itu dibahas langkah-langkah pencegahan, juga mendata perkembangan angka stunting dan membahas langkah-langkah pencegahan dan penurunan stunting,” ujar Arifadin saat dikonfirmasi, Rabu 21 Mei 2025.

Ia menyebut data terbaru hingga akhir April 2025 menunjukkan hasil yang menggembirakan. Angka balita berisiko stunting yang sebelumnya di atas 30 anak kini tinggal 15 kasus.

“Alhamdulillah untuk tahun ini angka yang berisiko stunting yang didata dari akhir bulan April mengalami penurunan yang sangat signifikan, yang awal di atas 30 balita, sekarang cuma tinggal 15 balita yang berisiko stunting,” lanjutnya.

Hasil ini tidak lepas dari intervensi gizi yang rutin dijalankan oleh pemdes. Program pemberian makanan tambahan (PMT), distribusi susu untuk ibu hamil dan menyusui, serta pemberian vitamin bagi balita menjadi langkah nyata dalam menjaga pemenuhan gizi masyarakat.

Selain itu, pos pelayanan terpadu (posyandu) terus diaktifkan sebagai pusat pemantauan tumbuh kembang anak dan edukasi gizi untuk para orang tua. Posyandu juga menjadi media penting untuk menyampaikan pesan kesehatan secara langsung.

Pemerintah desa juga menjalankan pembinaan mengenai pola asuh anak, yang ditujukan bagi para orang tua, khususnya ibu. Intervensi ini dinilai krusial karena pola asuh menjadi salah satu penentu utama keberhasilan upaya pencegahan stunting.

“Penanganan stunting tidak cukup hanya dengan bantuan makanan, tetapi juga bagaimana pola pengasuhan dijalankan. Kami rutin lakukan pembinaan agar keluarga tahu peran mereka dalam menjaga tumbuh kembang anak,” kata Arifadin.

Ia menggarisbawahi bahwa keberhasilan penurunan angka stunting merupakan hasil dari kerja bersama antara pemerintah, kader, dan masyarakat desa yang aktif terlibat dalam setiap program.

“Keberhasilan dalam menurunkan angka stunting tidak hanya bergantung pada program pemerintah semata, tetapi juga pada kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung setiap langkah intervensi yang telah dirancang,” ucapnya.

Arifadin berharap semangat kolaboratif ini terus tumbuh, sehingga desa dapat menjadi lingkungan sehat dan aman bagi generasi mendatang. Ia juga menyebut sinergi antarlembaga dan keberlanjutan pendampingan terhadap ibu dan anak perlu terus dijaga.

“Harapannya keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap program penanganan stunting dapat terus terpelihara. Ini jadi fondasi penting bagi lahirnya generasi yang sehat, kuat, dan terbebas dari ancaman gagal tumbuh,” tutupnya. (Adv)

Related posts

Kukar Luncurkan Tiga Program Pelayanan Umat Berbasis Masjid

Aminah

Resmikan Langgar Fastabiqul Khairat, Bupati Kukar Tekankan Peran Pembinaan

Aminah

Bupati Kukar Tegur Pengelolaan Aset Daerah yang Kaku

Aminah

You cannot copy content of this page