National Media Nusantara
Pendidikan

Investasi Masa Depan Bangsa Dimulai dari Kesejahteraan Guru

Jakarta, Natmed.id – Hari Guru Nasional 2025 menjadi momentum bagi Putera Sampoerna Foundation (PSF) untuk menegaskan pentingnya kesejahteraan guru sebagai fondasi masa depan bangsa. Melalui kampanye #StandWithTeachers, PSF mendorong masyarakat untuk tidak hanya mengucapkan terima kasih, tetapi juga memberi ruang bagi guru untuk tumbuh, berdaya, dan mengejar mimpi pribadi mereka.

“Kami ingin mengingatkan publik bahwa guru bukan hanya pendidik di kelas. Mereka juga manusia yang memiliki aspirasi, kreativitas, dan kebutuhan ekonomi. Saat guru diberi ruang untuk berkembang, kualitas pendidikan dan masa depan generasi muda ikut menguat,” kata Elan Merdy, Senior Director Putera Sampoerna Foundation, Selasa 25 November 2025.

Survei Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) menunjukkan realitas yang cukup memprihatinkan: 42,4% guru Indonesia berpenghasilan di bawah Rp2 juta per bulan, 74% guru honorer mendapat upah di bawah Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), dan lebih dari 20% hanya menerima kurang dari Rp500.000 per bulan. Lebih dari 60% guru belum pernah mengikuti pelatihan berkelanjutan yang penting untuk perkembangan metode pembelajaran modern.

Kampanye #StandWithTeachers lahir dari kesenjangan itu. Publik terbiasa mengucapkan “Terima kasih, Guru,” namun jarang menanyakan kesejahteraan dan mimpi pribadi mereka. PSF ingin mengubah apresiasi pasif menjadi aksi nyata yang memberi dukungan berkelanjutan.

Salah satu contoh nyata adalah Risky Darma Ramadan, guru SDN 2 Koya Barat, Jayapura. Dalam tiga tahun terakhir, Risky aktif mengikuti program Guru Binar PSF. Ia datang dengan satu keresahan: ingin terus mengajar namun juga memperbaiki kesejahteraannya tanpa meninggalkan dunia pendidikan.

“Dulu saya pikir peran saya cuma di kelas. Tapi setelah ikut pelatihan PSF, saya sadar keterampilan mengajar bisa dikembangkan menjadi sesuatu yang lebih besar. Sekarang saya tetap mengajar sambil membangun usaha yang membantu orang lain dan meningkatkan kualitas hidup keluarga,” ungkap Risky.

Melalui program ini, Risky belajar mengelola pembelajaran interaktif, literasi digital, hingga menjadi narasumber nasional. Ia bahkan menyusun rangkaian webinar yang kini dimanfaatkan puluhan guru di seluruh Indonesia. Dampaknya terlihat jelas: murid-murid lebih percaya diri menghadapi ujian, alumni sekolah melanjutkan pendidikan tinggi, dan guru-guru di sekolahnya termotivasi untuk terus belajar.

Kampanye #StandWithTeachers juga mengajak publik berpartisipasi melalui kompetisi media sosial, berbagi kisah guru inspiratif, dan mengangkat cerita mereka ke permukaan. PSF bekerja sama dengan KOL dan publik figur untuk memperluas jangkauan kampanye.

“Ini bukan sekadar peringatan Hari Guru, tapi gerakan sosial jangka panjang. Kami ingin masyarakat melihat guru sebagai investasi besar bangsa, yang harus didukung melalui pelatihan, akses peluang ekonomi, dan ruang untuk bermimpi,” tegas Elan.

PSF menegaskan bahwa mendukung guru bukan hanya soal apresiasi emosional, tetapi upaya nyata meningkatkan kualitas pendidikan. Guru yang berdaya dapat mencetak generasi cerdas, kreatif, dan mandiri. Program ini telah menjangkau lebih dari 33.661 guru dan kepala sekolah serta lebih dari 416.000 siswa di Indonesia, melalui beasiswa dan pelatihan.

“Kesejahteraan guru adalah pondasi masa depan bangsa. Ketika guru diberi kesempatan untuk berkembang, dampaknya akan terasa hingga generasi mendatang. #StandWithTeachers bukan hanya slogan, tapi komitmen untuk mengembalikan kehormatan dan memberdayakan profesi yang membentuk masa depan kita,” pungkas Elan.

Related posts

Sukses Gelar PPDB, SMAN 16 Samarinda Siap Laksanakan MPLS

Intan

Puluhan PAUD dan Lembaga Nonformal Dapat Hibah Gedung, Pemkab Perkuat Mutu Pendidikan

Sahal

Menguasai Suara, Trik Public Speaking di Podcast Dari Teh Intan

natmed