Samarinda, Natmed.id – Kiprah lima tahun Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Kalimantan Timur (Kaltim) di bawah kepemimpinan Mohammad Sukri mencuri perhatian dalam sidang pleno Musyawarah Daerah (Musda) I JMSI Kaltim yang digelar di Hotel Aston Samarinda, Rabu 8 Oktober 2025.
Selama satu periode kepemimpinannya, JMSI Kaltim tumbuh pesat dari organisasi kecil dengan 15 anggota menjadi wadah besar berisi 134 perusahaan media siber yang tersebar di enam kabupaten/kota.
Dalam laporannya, Sukri mengisahkan perjalanan panjang sejak awal pembentukan JMSI Kaltim pada 2020, masa ketika media online lokal masih belum banyak dan kesadaran terhadap platform digital masih rendah.
Namun, berkat konsistensi dan semangat kolaborasi, JMSI Kaltim berhasil memenuhi syarat minimal 10 perusahaan pers dan lolos verifikasi Dewan Pers pada Juni 2021.
“Perjalanan ini penuh liku-liku, bahkan cemoohan kami rasakan. Tapi semangat kami tak pernah pudar sampai akhirnya JMSI diakui sebagai bagian penting ekosistem pers nasional,” ujar Sukri di hadapan peserta musda.
Sejak awal berdiri, JMSI Kaltim terus memperkuat keanggotaan dan tata kelola organisasi. Dari 15 anggota awal, kini tercatat JMSI Kukar (36 media), Balikpapan (14 media), PPU (8 media), Kutim (32 media), Bontang (14 media), dan JMSI Kaltim (30 media), menjadikan Kaltim sebagai salah satu provinsi dengan JMSI paling solid di Indonesia.
“Keberhasilan ini bukan hanya soal jumlah anggota, tapi soal komitmen menjaga integritas dan profesionalisme media di daerah,” tambah Sukri.
Perjalanan lima tahun juga tidak selalu mudah. JMSI Kaltim sempat berpindah sekretariat beberapa kali, dari Gang Kopta Air Putih hingga Rapak Indah.
Biaya operasional organisasi mencapai Rp120 juta selama lima tahun, belum termasuk keikutsertaan dalam berbagai kegiatan nasional seperti Rakernas I di Semarang, Rakernas II di Aceh, Rapimnas di Batam dan Jakarta, hingga Munas JMSI 2025 di Jakarta.
Seluruh kegiatan itu, tegas Sukri, dibiayai secara mandiri tanpa mengandalkan hibah pemerintah.
“Semua kegiatan kami jalankan dengan kemandirian. Tidak satu pun agenda nasional yang membebani organisasi. Inilah bentuk tanggung jawab dan komitmen JMSI terhadap profesionalisme,” katanya.
Momentum penting lain adalah suksesnya Rakernas III JMSI di Samarinda, yang dihadiri Menteri HAM Natalius Pigai, sekaligus pelantikan tiga cabang baru: JMSI Kukar, Balikpapan, dan Penajam Paser Utara (PPU).
Momen tersebut menegaskan posisi JMSI Kaltim sebagai tuan rumah yang berhasil mengangkat marwah organisasi ke level nasional.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Kalimantan Timur bukan hanya daerah penghasil sumber daya alam, tapi juga penghasil karya jurnalistik yang kredibel,” ucap Sukri.
Pada 2025, JMSI Kaltim juga mulai menerapkan biaya pendaftaran anggota baru, berbeda dari periode awal 2020–2024 yang gratis, sebagai bentuk kemandirian organisasi.
Menutup laporan pertanggungjawabannya, Sukri menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan selama lima tahun memimpin. Ia berharap kepengurusan baru mampu melanjutkan semangat soliditas dan memperkuat profesionalisme media lokal di era digital.
“Atas nama pribadi dan pengurus, saya mohon maaf bila ada hal yang belum maksimal. Semoga musda ini menjadi tonggak untuk membawa JMSI Kaltim semakin kuat dan berintegritas,” tutupnya.
