Samarinda,Natmed.id – Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) mencatat angka kematian ibu hamil sebanyak 72 kasus sepanjang 2023. Jumlah itu meningkat dibandingkan pada tahun 2022.
“Tambahnya dua kasus kematian, ini berasal dari ibu melahirkan yang ada di IKN (Ibu Kota Nusantara),” kata Kepala Dinkes Kaltim Jaya Mualimin dalam konferensi pers tentang capaian program kerja Dinkes Kaltim untuk tahun 2023, Jumat (26/1/2024).
Kegiatan itu digelar oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Timur (Diskominfo Kaltim) di Ruang Wiek Diskominfo Kaltim.
Dalam pemaparannya, Jaya mengungkapkan bahwa pihaknya juga mencatat usia harapan hidup pada tahun 2023 mencapai 74,72 persen dari target 74,75 persen.
Kemudian, untuk angka kematian bayi sebanyak 512 kasus atau lebih banyak dari target yang ditentukan, yakni 484 kasus. Sedangkan untuk kasus balita stunting tercatat sebanyak 23,9 persen dari target 25,5 persen.
Empat hal itu merupakan bagian indikator dari fokus Dinkes dalam upaya meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan anak. Hal lain yang masih rencana strategis pada tahun 2023 adalah meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan sesuai standar.
Jaya menjelaskan, dalam hal akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan tercapai 96,34 persen dari target 80 persen. “Kita berhasil meningkatkan faskes (fasilitas kesehatan) berakreditasi baik jauh lebih dari pada target kita jadi 96,34 persen,” ucapnya.
Sedangkan terkait upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular, presentase pengobatan HIV dengan antiretroviral terealisasi sebanyak 82 persen dari target 55 persen.
Untuk kinerja pelayanan organisasi perangkat daerah, Jaya mengungkapkan terdapat peningkatan. Berdasarkan berdasarkan nilai akuntabilitas kinerja perangkat daerah tercatat sebanyak 73,2 persen dari target 70,62 persen.
“Untuk merealisasikan semua program, kita memang membutuhkan waktu. Semoga semakin baik lagi performa dan kinerja kita dalam melayani masyarakat,” tandasnya.