Samarinda,Natmed.id – Sejarah Kalimantan Timur (Kaltim) yang menyentuh aspek kebudayaan dan lingkungan dikupas dalam buku berjudul “Historipedia Kalimantan Timur: Dari Kundungga, Samarinda, hingga Ibu Kota Nusantara.”
Buku yang menghadirkan perspektif baru tentang sejarah Benua Etam ini merupakan karya Muhammad Sarip dan Nanda Puspita Sheilla.
Dalam bukunya, kedua penulis muda ini tidak hanya merangkai kisah sejarah masyarakat Kaltim secara apik. Namun, juga menggugah kesadaran akan pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan.
Deputi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita Ibu Kota Nusantara Myrna A Safitri pun mengapresiasinya. Ia berharap, buku tersebut menjadi pemicu penelusuran lebih lanjut terhadap sumber-sumber sejarah perubahan lingkungan di Kaltim.
Myrna mengungkapkan, buku karya Sarip dan Nanda berhasil merangkai sejarah masyarakat dan kebudayaan Kaltim. Sebab, mampu mengajak pembaca untuk memahami tentang masa lalu yang disajikan secara aktual.
Maka, dengan terbitnya buku tersebut diharapkan mampu menjadi inspirasi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
“Ini memotret sangat baik sejarah masyarakat dan kebudayaan Kaltim. Saya mengapresiasi aktivitas Sarip dan Nanda dalam menerbitkan buku yang sarat informasi sejarah ini,” ungkapnya dalam bedah buku istoripedia Kalimantan Timur: Dari Kundungga, Samarinda, hingga Ibu Kota Nusantara di Gedung Masjaya, Universitas Mulawarman Samarinda, Selasa (23/1/2024).
Sarip, salah satu penulis menyatakan bahwa karya tersebut termotivasi tentang kurangnya eksposisi terhadap sejarah Kaltim di ranah publik.
Dalam upayanya mengisi kesenjangan tersebut, buku ini mencoba menyajikan informasi sejarah Kaltim dalam format ensiklopedia bidang sejarah.
Sarip menggarisbawahi kepentingan pembangunan sumber daya manusia (SDM) sebagai aspek penting pembangunan berkelanjutan. Hal ini tidak semata-mata hanya pada pembangunan fisik.
Selain itu, menurut Sarip pelajaran sejarah di sekolah belum sepenuhnya mencakup konten historiografi Kaltim. Padahal sebenarnya, memiliki narasi sejarah yang kompleks dan tidak kalah menarik dengan Pulau Jawa.
“Buku ini mencoba mengisi kesenjangan tersebut dengan menyajikan kumpulan informasi dan pengetahuan tentang sejarah Kalimantan Timur dalam format ensiklopedia bidang sejarah,” ujar Sarip.
Dengan teknis penulisan yang berbeda dari buku sejarah lokal lainnya, buku ini memilih genre ensiklopedia atau sejarah populer. Tanpa menggunakan format laporan penelitian yang kaku, buku ini tetap menyajikan informasi yang kuat.
Pembahasan dalam buku ini terbagi dalam empat kategori, mencakup peristiwa sejarah, sejarah Samarinda, histori Ibu Kota Nusantara, dan profil tokoh.
Fokusnya juga termasuk pembahasan tentang Ibu Kota Nusantara (IKN) yang dianggap memberikan dampak positif terhadap pembangunan kota dan kabupaten di Kaltim. Selain itu, juga meningkatkan pengakuan terhadap talenta dari daerah ini dalam skala nasional.
Nanda Puspita Sheilla, penulis lainnya menyatakan bahwa buku ini dapat menjadi jendela pengetahuan bagi masyarakat. Terutama generasi Z yang saat ini tengah berada di era digitalisasi.
Buku ini diharapkan mampu membuka wawasan dan penghargaan terhadap sejarah serta perkembangan Kaltim yang terkadang terlupakan.
“Buku ini diharapkan menjadi jendela pengetahuan bagi masyarakat untuk lebih memahami dan menghargai sejarah serta perkembangan Kalimantan Timur yang terkadang terlupakan,” harap Nanda.
Dengan eksplorasi mendalam terhadap sejarah dan lingkungan, “Historipedia Kalimantan Timur” menjadi sebuah karya yang tidak hanya membangkitkan nostalgia. Namun, juga mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menghargai warisan budaya dan alam di wilayah ini.