Samarinda,Natmed.id – Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Timur Nidya Listiyono menyatakan bahwa empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan hal yang wajib dipedomani oleh masyarakat.
Menurutnya, dengan memegang teguh empat pilar kebangsaan tersebut dapat menghindari perpecahan antaranak bangsa. Salah satunya, sebagai cara menghindarkan masyarakat dari adanya paham radikal.
Paham radikal sendiri merupakan paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan secara drastis. Sering kali paham radikal ini adalah tindakan ekstrem dalam aliran politik.
Nidya mencontohkan, terjadinya demontrasi dan protes sosial yang anarkis hingga berbuntut perusakan oleh massa yang menginginkan perubahan dalam politik.
Maka, untuk menghindarinya setiap masyarakat diharapkan berpegang teguh pada empat pilar kebangsaan. Hal ini sebagai arah dalam memberikan kontrol agar pihak berwenang menjalankan sistem pemerintahan yang baik dan aman.
“Jaga benar empat pilar ini. Kita pegang erat untuk menghindari paham radikal. Jangan sekali-kali ikut-ikutan, kalau terjerumus, susah,” katanya dalam Sosialisasi Wawasan Kebangsaan (Soswasbang) ke-12 di Angkringan Punakawan Jalan Wijaya Kusuma XII Samarinda, Selasa (19/12/2023).
Selain itu, keempat pilar kebangsaan menjadi keutamaan dalam menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Adapun implementasinya dapat menjalankan kehidupan bermasyarakat yang aman dan damai.
Sebuah negara yang aman dan damai akan menjadi rumah yang nyaman bagi masyarakat. Hal ini memiliki kontribusi besar bagi tumbuh kembang generasi muda sebagai penerus bangsa.
“Jaga anak-anak kita, pak, bu. Memang sulit mengawasi mereka saat ini, dunianya di HP sekarang. Tapi tidak jadi soal untuk kita menjaga kedekatan bersama anak,” ujarnya.
Terkait dengan Pemilu yang jatuh pada 14 Februari 2024 mendatang, Nidya berharap agar masyarakat menjaga kedamaian. Salah satu caranya dengan saling menghormati dan menghargai setiap perbedaan dalam pilihan politik.
Tidak menjadi persoalan adanya sebuah perbedaan. Perbedaan memiliki keunikan dan nilainya sendiri. Menurut Tyo, sekali pun terdapat banyak perbedaan, warga Benua Etam tetaplah satu kesatuan.
Maka itu, ia mengingatkan untuk tetap menjaga kondusifitas dengan cara menghormati sesama. Masyarakat tidak perlu mencaci dan memaki calon pemimpin yang bukan pilihannya. Cukup dengan mendukung pilihan favoritnya tanpa perlu mencederai pihak lainnya.
“Tetap jaga kedamaian, jaga keamanan, jangan terpancing hanya karena berbeda pilihan. Kita semua ini setelah memilih, ya pulang. Lanjut lagi ngurus rumah. Jadi, tetap jaga agar situasi kondusif,” tandasnya.
Sementara itu, Soswasbang ke-12 juga dihadiri Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Kaltim Galeh Akbar Tanjung, Wakil Sekretaris Ikatan Keluarga Alumni PPRA LVII Lemhannas RI Endro S Efendi dan warga dari Kelurahan Lempake, Samarinda.