Samarinda, Natmed.id — Seorang pengrajin sarung tenun Samarinda mengungkapkan bahwa selama ini ia tidak pernah melakukan promosi maupun penjualan secara online.
Meski demikian, pemilik toko sarung tenun Samarinda, Muhammad Arsyad menjelaskan, produk tenunnya tetap dicari pembeli dari berbagai daerah. Ia menyebutkan kualitas sebagai alasan utama sarung buatannya tetap diminati.
“Saya tidak pernah jual online. Yang penting kualitas sarung yang saya buat diutamakan,” kata Muhammad Arsyad, di Toko UD Cahaya Samarinda, Minggu 7 Desember 2025.
Namun di balik keberhasilannya, Arsyad menyampaikan dalam mempertahankan usaha secara mandiri, ia menyoroti minimnya perhatian pemerintah terhadap keberlangsungan pengrajin lokal.
Menurutnya, program yang diberikan selama ini lebih banyak berupa pelatihan singkat yang dinilai tidak relevan untuk pengrajin berpengalaman.
“Hanya menawarkan pelatihan-pelatihan. Bagi saya tidak efisien. Karna kita ini sudah puluhan tahun kerja membuat sarung ini,” katanya.
Ia menilai pelatihan seperti itu justru hanya menghabiskan anggaran, dampak nyata bagi pelaku tenun.
“Pelatihan satu hari di hotel dinilai kurang bermanfaat karena waktunya terlalu singkat dan biaya untuk sewa tempat serta narasumber cukup besar,” jelasnya.
Menurut Arsyad, bantuan yang lebih dibutuhkan adalah dukungan konkrit berupa penyediaan bahan baku, karena hal itu lebih efektif langsung meningkatkan kesejahteraan pengrajin tenun.
“Kalau programnya beli bahan baku, itu yang bisa membantu pengrajin,” tambahnya.
Pengrajin tersebut juga menyinggung bahwa banyak pelaku tenun generasi tua yang selama ini tidak pernah tersentuh bantuan pemerintah. Meski begitu, ia tetap berupaya menjaga kualitas dan legalitas usahanya.
Arsyad berharap pemerintah dapat lebih memberikan perhatian kepada para pengrajin sarung Samarinda agar warisan budaya ini tetap dapat berkembang dan bertahan di tengah persaingan industri kreatif.
