Samarinda,Natmed.id – Wali Kota Samarinda Andi Harun, melantik sebanyak 25 kepala sekolah (kepsek) yang terdiri dari 18 kepala sekolah dasar (SD) dan 7 kepala sekolah menengah pertama (SMP), pada Selasa (23/5/2023) di Halaman SDN 07 Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda.
Wali Kota Samarinda Andi Harun berpesan terhadap kepala sekolah yang mengemban tanggung jawab menjalankan kepemimpinannya di satuan lembaga pendidikan untuk melaksanakan pekerjaan secara bersama-sama.
“Dalam pengelolaan sekolah jangan sampai one man show (kepala sekolah sendiri) yang melaksanakan pekerjaannya sendiri tanpa melibatkan tim atau orang lain,” tuturnya.
Wali Kota Andi Harun menyebutkan cukup banyak contoh kasus kepala sekolah yang berkualitas dan profesional mampu menunjukkan kinerja yang baik dan berdampak kepada meningkatnya lembaga satuan pendidikan yang dipimpinnya.
Dirinya mendorong kompetisi sehat para kepala sekolah dalam hal ini berlomba-lomba menuju prestasi, kebaikan dan kemajuan lembaga pendidikan dengan menghasilkan peserta didik dan lulusan siswa-siswi berkualitas baik.
Hal tersebut kata Andi Harun menjadi tantangan dan perhatian bersama oleh pemerintah kota Samarinda dan pihak lainnya. Hal itu pula nantinya berkenaan dengan mutu pelayanan aparatur pemerintah kepada masyarakat.
“Ya termasuk di bidang pendidikan, kepercayaan masyarakat sangat kita perlukan untuk meningkatkan kualitas SDM dan pelaksanaan agenda pemerintah,” ungkap Andi Harun.
Orang nomor satu di Kota Tepian itu menambahkan, kepada kepala sekolah yang baru dilantik dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya. Patut mengadaptasi tuntutan dan kebutuhan zaman serta perubahan lingkungan.
Kedudukan kepala sekolah hendaknya menjadi tokoh yang menyerap dan mengayomi aspirasi bawahan dan masyarakat untuk kepentingan kebijakan yang diambil. Mengajak setiap elemen dalam struktur fungsional memiliki kinerja dalam teamwork yang tangguh.
Kemudian pemetaan masalah juga salah satu poin yang harus disikapi oleh kepala sekolah. Sebutnya jadilah kepala sekolah yang berbeda, seorang pemimpin yang memegang prinsip differensiasi (pembeda).
“Sebagai kepala sekolah motivasi pembeda itu harus tumbuh, pemimpin yang mampu menyelesaikan masalah (problem solving),” tegasnya.