National Media Nusantara
Nasional

Waket Komisi X DPR RI Sarankan PPDB Sistem Zonasi Dievaluasi Secara Berkala

Samarinda, Natmed.id – Wakil Ketua (Waket) Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyoroti pelaksanaan sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang terus mengalami perubahan dan evaluasi.

Menurutnya, meski sistem ini bertujuan memberikan akses pendidikan yang merata, masih banyak tantangan dan keluhan dari masyarakat yang perlu diperhatikan.

“Kalau dulu, mungkin lebih dari 90 persen fokus kepada zonasi berdasarkan jarak. Namun, sekarang sudah ada sistem campuran yang menyertakan prestasi dan afirmasi. Prosesnya berubah setiap tahun, dan kita terus melakukan perbaikan,” ungkap Hetifah saat diwawancarai di S Caffe Samarinda, Sabtu (29/6/2024).

Ia juga mengakui bahwa sistem zonasi tidak sesederhana yang dibayangkan. Penentuan radius dan pemetaan sekolah dalam zona tertentu memerlukan perhitungan yang cermat.

“Zonasi itu tidak semudah yang dibayangkan, kita harus memiliki info dan penghitungan yang benar-benar akurat,” katanya.

Terkait keluhan masyarakat, Hetifah menyadari bahwa setiap kebijakan akan selalu ada pihak yang merasa dirugikan.

Namun, ia menegaskan bahwa evaluasi harus dilakukan berdasarkan data dan fakta yang akurat. Bukan hanya pada suara sebagian kecil pihak yang merasa tidak diuntungkan.

“Orang yang dirugikan pasti akan berteriak, sementara yang diuntungkan tidak selalu berbicara. Evaluasi harus berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan,” tegasnya.

Hetifah juga menyoroti bagaimana kebijakan zonasi telah memberi peluang bagi siswa dari latar belakang ekonomi yang kurang mampu untuk mengakses sekolah-sekolah berkualitas.

Namun, ia juga mengakui bahwa anak-anak berprestasi sering kali merasa tidak mendapatkan sekolah yang diinginkan.

“Ada anak yang berprestasi namun tidak diterima di sekolah favorit, sementara anak dari keluarga kurang mampu bisa merasakan pendidikan di sekolah bagus,” tambahnya.

Lebih lanjut, Hetifah menceritakan pengalamannya sebagai orang tua. Anak-anaknya yang bersekolah di sekolah non-favorit ternyata mampu membawa nama baik sekolah tersebut dengan prestasi yang diraih.

“Sekolah yang tadinya dianggap pinggiran bisa dikenal karena ada anak yang diterima di perguruan tinggi terkemuka,” ungkapnya.

Hetifah menyarankan agar sistem zonasi terus dievaluasi secara berkala dan mempertimbangkan hasil studi yang ada.

“Ini penting agar kita bisa memastikan bahwa kebijakan ini benar-benar memberikan manfaat yang maksimal,” pungkasnya.

Related posts

Jokowi: Belajar Tatap Muka akan Dimulai Awal September

Aditya Lesmana

Erick Thohir, Tunjuk Iggi Sekretaris Jenderal MES

natmed

Hut Ke 49, Hotel Brobudur Berikan Diskon

Muhammad