Samarinda, Natmed.id – Bank Indonesia (BI) Kalimantan Timur (Kaltim) menyalurkan uang kartal sebesar Rp4,8 triliun untuk memenuhi kebutuhan transaksi masyarakat menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, seiring proyeksi kenaikan transaksi 17,4 persen dibandingkan periode Nataru tahun sebelumnya.
Kepala Perwakilan BI Kaltim Budi Widihartanto, mengatakan peningkatan kebutuhan uang tunai pada akhir tahun menjadi perhatian utama BI untuk memastikan kelancaran sistem pembayaran dan ketersediaan uang layak edar di seluruh wilayah Kaltim.
“Menjelang Natal dan Tahun Baru, kebutuhan uang tunai masyarakat meningkat cukup signifikan. Karena itu, kami menyiapkan pasokan uang kartal sebesar Rp4,8 triliun agar transaksi masyarakat tetap berjalan lancar dan aman,” ujar Budi Sabtu 20 Desember 2025.
Untuk mendukung distribusi uang tunai tersebut, BI Kaltim menggelar program Serunai 2025 (Semarak Rupiah di Hari Natal Penuh Damai) yang berlangsung hingga 23 Desember 2025. Program ini menyediakan layanan penukaran uang tunai melalui kas keliling di lokasi-lokasi strategis, khususnya di titik peribadatan dan pendidikan umat Kristiani.
“Serunai kami hadirkan agar masyarakat tidak harus datang ke kantor bank. Penukaran uang bisa dilakukan lebih dekat dengan aktivitas ibadah dan pendidikan,” jelasnya.
Selain melalui jaringan perbankan, BI juga memperkuat distribusi uang tunai melalui kas titipan di sejumlah wilayah, yakni Penajam Paser Utara, Sendawar, Sangatta, dan Tanjung Redeb, guna memastikan pemerataan pasokan hingga daerah yang relatif jauh dari kantor perwakilan BI.
Di Kota Balikpapan, layanan kas keliling Serunai 2025 tersedia di Gereja Katolik Santa Theresia, Gereja Pantekosta, Gereja Bethany “Favor of God”, serta Gereja Katolik Santa Martinus Lanud.
Sementara di Samarinda, layanan penukaran uang tunai dilakukan di Gereja St. Lukas, Gereja Katedral St. Maria Penolong Abadi, Sekolah Sunodia, dan Sekolah Citra Kasih.
Untuk menjaga pemerataan layanan, BI menetapkan batas maksimal penukaran sebesar Rp5 juta per orang, sehingga seluruh masyarakat memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh uang pecahan.
Di sisi lain, BI Kaltim juga mengimbau masyarakat untuk semakin Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah. Masyarakat diminta mengenali keaslian uang melalui metode 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang) serta merawat uang rupiah dengan prinsip 5J, yakni tidak dilipat, tidak dicoret, tidak diremas, tidak distapler, dan tidak dibasahi.
“Dengan langkah ini, kami optimistis kebutuhan uang tunai masyarakat Kalimantan Timur selama Natal dan Tahun Baru dapat terpenuhi, sehingga aktivitas ekonomi tetap berjalan nyaman dan terkendali,” pungkas Budi.
