Samarinda, Natmed.id – Direktur Utama Perumdam Tirta Kencana, Nor Wahid Hasyim, menyampaikan pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) secara rutin setiap tahun merupakan langkah vital yang tidak dapat ditawar dalam mendukung visi besar Pemerintah Kota Samarinda, yakni mewujudkan 100 persen akses air bersih bagi seluruh masyarakat pada tahun 2029.
Ia menegaskan kebutuhan pembangunan IPA telah disusun secara sistematis dan masuk dalam rencana bisnis (business plan) Perumdam Tirta Kencana sebagai panduan pelaksanaan jangka menengah dan panjang.
Dari hasil pemetaan yang telah dilakukan, pembangunan minimal satu unit IPA setiap tahun menjadi syarat mutlak demi mengimbangi pertumbuhan jumlah penduduk dan perluasan cakupan layanan.
“Yang pasti kebutuhan pembangunan IPA sudah kami catat dan masukkan dalam business plan. Itu artinya setiap tahun harus ada pembangunan IPA. Dan tahun ini, alhamdulillah kita bisa bangun tiga sekaligus,” kata Nor Wahid, di Halaman Parkir Kantor Perumdam, Senin 14 April 2025.
Tiga proyek pembangunan IPA yang berlangsung pada tahun 2025 ini mencakup berbagai skema pembiayaan.
IPA Gunung Lingai III dibangun melalui dukungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kalimantan Timur.
IPA Berambai dibangun oleh Pemerintah Kota Samarinda, sementara IPA Bendang II dikerjakan melalui kerja sama investasi dengan pihak ketiga.
Ketiganya secara total akan menambah kapasitas produksi air hingga sekitar 500 liter per detik.
“Dari tiga IPA itu, kita dapat tambahan kapasitas cukup signifikan. Tapi ini baru awal. Kita tetap harus lanjutkan karena pertumbuhan kota ini cepat sekali. Kalau tidak kita antisipasi, layanan air bersih bisa tertinggal jauh,” bebernya
Nor Wahid menyebutkan bahwa wilayah utara Kota Samarinda menjadi prioritas utama pengembangan layanan.
Salah satunya adalah wilayah Tanah Merah, yang hingga kini masih mengalami keterbatasan dalam akses air bersih.
Untuk menjawab tantangan tersebut, tahun depan Perumdam Tirta Kencana merencanakan pembangunan IPA di kawasan Sungai Kapih.
“Pemerintah sudah siapkan lahannya di Sungai Kapih. Di sana nanti kita bangun IPA baru yang akan menyuplai zona utara, terutama Tanah Merah. Jalurnya akan lewat Kapten Sujono, dan bisa saling menguatkan dengan pasokan dari IPA Lingai,” jelasnya.
Meskipun sebagian dari lahan tersebut digunakan oleh masyarakat, Nor Wahid memastikan tidak akan mengganggu fungsi sosial yang sudah ada.
Perencanaan akan dilakukan dengan tetap memperhatikan kepentingan warga sekitar, termasuk dalam aspek penggunaan lahan dan distribusi manfaat air bersih yang dihasilkan.
Lebih jauh, Nor Wahid menuturkan bahwa strategi pembangunan IPA akan terus dilanjutkan hingga 2029 dengan skema penambahan kapasitas 200 hingga 300 liter per detik per tahun.
Dari estimasi kebutuhan yang telah dihitung, Samarinda akan membutuhkan pasokan air bersih mencapai lebih dari 4.000 liter per detik untuk bisa melayani seluruh warganya secara menyeluruh.
“Masih ada beberapa lokasi lain yang kita siapkan untuk tahun-tahun berikutnya, 2026, 2027, 2028 hingga 2029. Semua sudah kami petakan. Jadi pembangunan ini bukan hanya menjawab kebutuhan sekarang, tapi benar-benar dirancang untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang,” tegasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya sinergi pembiayaan dari berbagai sumber. Selain dari APBD Provinsi dan Kota, juga dari kerja sama pihak ketiga maupun kemungkinan sindikasi perbankan.
Hal ini penting untuk menjaga kesinambungan pembangunan tanpa membebani keuangan daerah secara tunggal.
“Kita tidak hanya mengandalkan satu sumber anggaran. Kita gunakan semua opsi, termasuk pihak ketiga. Tapi semua tetap kita hitung. Produksi air jangan sampai melebihi daya serap masyarakat, karena kalau tidak terserap, maka akan jadi beban operasional,” imbuhnya.
Dengan strategi pembangunan yang berbasis data, perencanaan bisnis jangka panjang, dan pendekatan kawasan, Nor Wahid optimis Perumdam Tirta Kencana mampu mewujudkan akses air bersih 100 persen pada 2029.
Apalagi didukung penuh oleh arahan Wali Kota Samarinda Andi Harun yang menekankan pentingnya konsistensi pembangunan dan inovasi dalam pengelolaan air bersih.