Samarinda, Natmed.id – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang bernafaskan Islam kerap dihubungkan dengan gerakan radikalisme dan terorisme. Ketua Bidang Kaderisasi DPW PKS Kalimantan Timur (Kaltim) Arief Kurniawan menegaskan, kader-kader PKS bersih dari radikalisme dan segala paham yang bertentangan dengan UUD 1945 serta nilai-nilai luhur Pancasila dan Bhinneka Tunggal lka.
“Tidak ada tempat bagi komanisme, radikalisme, terorisme, dan seluruh ideologi yang bertentangan dengan konsensus kita bernegara. Tidak ada bagi mereka yang bertentangan dengan dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” ungkap Arief saat ditemui di kediamannya Jalan Juanda Samarinda, Minggu (28/11/2021).
Menurutnya, ada yang sengaja membingkai PKS seolah-olah PKS adalah sesuatu yang tidak merupakan bagian dari Indonesia. Tidak pro demokrasi dan parlemen.
“Ada yang mendistorsi seolah-olah PKS dengan asas Islamnya seakan-akan PKS seusatu yang ilegal. Itu isu tidak benar dan bagian dari fitnah,” ujar Arief.
PKS berkomitmen menjadikan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan menjaga negara kesatuan Republik Indonesia.
“Sikap dan perilaku yang merusak ajaran agama dan sendi-sendi kehidupan bangsa, sikap yang destruktif, intoleran dan sarat dengan tindakan kekerasan itu yang sedang kita perangi. Adapun sikap-sikap taat menjalankan perintah agama sama sekali bukanlah paham radikal,” terang Arief.
Jadi ketika ada seorang muslim berpakaian, berjenggot atau bercadar, menghafal Al-Qur’an, tidak mau bersentuhan dengan orang yang bukan muhrim, tidak mau berpacaran, dan segala praktik yang didasarkan kepada ajaran Al-Qur’an ataupun sunah Nabi Muhammad SAW, itu semua tidak boleh dituduh radikal.
“Menjalankan perintah agama dalam kehidupan sehari-hari dijamin oleh konstitusi kita, dan sesuai dengan Pancasila. Harus ada batasan yang jelas dan tegas apa yang dimaksud dengan paham dan tindakan radikal yang dilarang,” imbuhnya.
Lebih lanjut menurut Arief, PKS bukan partai yang tertutup. PKS adalah milik rakyat Indonesia siapapun boleh bergabung dengan PKS.
“Bahkan di daerah-daerah yang mayoritas nonmuslim seperti di Papua, PKS dapat diterima. Ada anggota DPR yang dari sana Papua, ” tutur Arief.