Samarinda,Natmed.id – Anggota Komisi III DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Sutomo Jabir mengkritisi proyek-proyek besar yang belum berfungsi optimal hingga sekarang.
Kritikan itu dilontarkannya saat rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi III DPRD bersama Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruangan dan Perumahan Rakyat (PUPR PERA) Kaltim, Selasa (19/3/2024).
Proyek besar yang disorotinya adalah pembangunan tugu Jembatan Sei Nibung. Sutomo khawatir terkait kelanjutan pekerjaan fisik tersebut.
“Tadi yang dibicarakan mengenai tugu jembatannya, yang kemarin dianggarkan Rp56 miliar untuk tahap pertama namun tidak selesai. Baru struktur bawah yang terdiri dari vender, tiang-tiang dan sebagainya. Baru selesai 95 persen,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sutomo menyampaikan bahwa tahap pertama pembangunan tugu ini masih belum selesai sepenuhnya. Namun, diharapkannya tahap kedua dapat segera dilaksanakan.
“Harapan kita jika tahap pertama sudah selesai 100 persen, tahap kedua bisa dilaksanakan dan itu bisa jadi jembatannya,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan pembangunan jembatan ini juga menimbulkan pertanyaan terkait infrastruktur pendukung. Terutama pada jalan penghubung yang belum selesai.
“Tahap selanjutnya yaitu fokus pada jembatan jalan penghubung yang belum selesai, dan hal ini kami tanyakan anggarannya,” paparnya.
Sutomo menyoroti ironi jika jembatan sudah dibangun tetapi belum difungsikan karena kurangnya infrastruktur pendukung, terutama jalan penghubung.
“Jadi, sekitar Rp56 miliar itu untuk struktur di bawah yaitu vender dan tiang-tiang belum termasuk lantai, dan sebagainya. Rencana tahun ini, anggarannya sekitar Rp100-200 miliar untuk menyelesaikan tugu jembatan,” ungkap Sutomo Jabir.
Dalam mengakhiri pembahasannya mengenai proyek jembatan, Sutomo Jabir menekankan urgensi penyelesaian proyek tersebut. “Saya berharap ini selesai secepatnya atau bahkan selesai lebih cepat lebih baik,” tegasnya.
“Mudah-mudahan sebelum lebaran ini selesai supaya bisa dianggarkan tahap selanjutnya. Jembatan ini sangat berfungsi untuk menghubungkan Kutai Timur dan Berau.”
Selain proyek jembatan, Sutomo Jabir juga mengangkat isu terkait proyek RS Pandu Rata yang belum berfungsi secara optimal.
“Pembahasan mengenai proyek-proyek yang besar yang mungkin belum fungsi. Kami berharap yang sudah terlanjur dianggarankan itu segera dituntaskan, misalnya RS Pandu Rata supaya direalisasikan anggarannya dan kontrak sehingga bisa beres 100 persen,” terangnya.
Dengan demikian, Sutomo Jabir menegaskan pentingnya penyelesaian proyek-proyek besar yang telah dianggarkan agar dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat.
“Jika sudah dianggarkan tapi tidak berfungsi sangat disayangkan. Kita berharap segera selesai sehingga dapat difungsikan,” harapnya.
“Dan kegiatan-kegiatan yang masih menggantung bisa selesai. Harapan kita tahun ini dianggarkan 100 persen sampai finishing sehingga RS dapat dimanfaatkan,” lanjutnya.
Sebagai wakil rakyat, Sutomo Jabir menegaskan komitmennya untuk memastikan penyelesaian proyek-proyek penting demi kesejahteraan dan kemajuan daerah.
Dengan adanya pembahasan terbuka seperti pada DRP, diharapkan dapat mempercepat penyelesaian serta optimalisasi pemanfaatan proyek-proyek infrastruktur yang telah direncanakan.