Reporter: Apriliani – Editor: Redaksi
Bontang, Natmed – Selama 18 tahun perjalanannya dari 12 November 2002 hingga 12 November 2020, RSUD Taman Husada terus berbenah memperbaiki fasilitas dan layanan untuk masyarakat Kota Bontang.
Direktur RSUD Taman Husada Bontang, Dokter I Gusti Made Suardika merupakan direktur pertama rumah sakit pelat merah ini dari tahun 2002 hingga sekarang.
Tentu ia sangat tahu perjalanan rumah sakit ini. Dokter Gusti diangkat menjadi Direktur RSUD Bontang pada 4 Desember 2002 oleh Andi Sofyan Hasdam.
“Dahulu rumah sakit ini di gedung Dinas Kesehatan Kota Bontang, gedung yang baru dibongkar itu,” ungkapnya saat ditemui Natmed.id di Ruang Kerjanya Lantai Dua RSUD Bontang, Kamis (12/11/2020).
Awalnya, RSUD Bontang merupakan rumah sakit kelas inap. Seiring berjalannya waktu, rumah sakit ini naik kelas ke tipe C dan diresmikan oleh Dirjen Yan Medik Departemen Kesehatan Jakarta.
Pada tahun 2006, RSUD Bontang pindah ke gedung baru di jalan Letjen S. Parman dengan ruang poli, ruang inap dan seiring itu berdatangan dokter spesialis.
“Bahkan rumah sakit ini telah dilengkapi berbagai macam alat medis MSCT scan 128 slice, kemudian diresmikannya Cath Lab juga ruang isolasi khusus dan lainnya,” jelasnya.
Pada 2008, RSUD Bontang mendapatkan penghargaan citra layanan prima. Rumah sakit pelat merah ini menjadi satu-satunya rumah sakit di Kaltim yang mendapatkan pernghargaan tersebut.
“Karena Kementerian PAN-RB menilai jika RSUD ini telah memberi pelayanan prima pada masyarakat. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Presiden SBY saat itu dan saya yang menerima di istana dengan pak Sofyan. Satu-satunya RSUD yang mendapatkan penghargaan ini di Kaltim,” paparnya.
Dokter Gusti mengaku bahwa pada tahun 2008 ini, RSUD berubah menjadi Badan Layanan Umum (BLU) dan naik kelas ke tipe B.
Seiring berjalannya waktu. Pada 2018, BPJS mengajukan ke Departemen Kesehatan untuk memonitor lagi rumah sakit mana yang kelas A, B ataupun C.
“Saat itu, 650 rumah sakit turun kelas, termasuk RSUD Bontang yang turun ke kelas C kembali. Namun ditahun ini kita sudah mengurus untuk peningkatan kelas ke tipe B kembali,” ucapnya.
Disebabkan terbentur dengan keputusan Kementerian Kesehatan bahwa untuk pengurusan kelas dilakukan setelah pandemi dinyatakan berakhir oleh Presdien. Jadi baru boleh naik kelas ketika pandemi berakhir di Indonesia.
“Rencananya bu walikota ingin menambah 250 tempat tidur untuk bisa naik ke kelas A, kalau kelas B sudah mencukupi karena sekarang RSUD punya 202 tempat tidur,” pungkasnya.
Pada Januari 2021, Dokter Gusti membeberkan jika management RSUD Bontang aman pindah ke gedung baru. Sementara gedung lama akan fokus sebagai ruang intensif, ICU atau pun PICU. Jadi administrasi dan managemen pindah ke gedung baru.