National Media Nusantara
DPRD Samarinda

Samarinda Stunting Cukup Tinggi, Dewan Mengajak untuk Bergerak Bersama

Samarinda,Natmed.id – Persoalan stunting di Kota Tepian turut menjadi atensi serius Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti. Hal ini diungkapkannya saat menghadiri acara Diseminasi dan Publikasi Hasil Pengukuran Data Stunting Tingkat Kota Samarinda yang digelar di Ruang Rapat Utama, Balaikota Samarinda, Selasa (4/10/2022).

“Masalah Stunting merupakan masalah yang sangat serius, oleh karena itu harus ditangani secara serius dan fokus,” kata Puji.

Menurutnya, pencegahan, penanganan dan penurunan angka stunting di Kota Samarinda harus melalui keterlibatan para pemangku kepentingan dalam melakukan 8 aksi konferdensi. Salah satunya langkah pentingnya memperkuat peranan posyandu bagi masyarakat.

“Hambatannya ya kenapa ibu-ibu itu tidak membawa balitanya ke posyandu. Padahal terdapat 693 posyandu di Kota Samarinda. Maka perlu adanya sosialisasi pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya posyandu. Dalam hal ini membutuhkan peran RT, lurah, hingga camat. Ini berjenjang semuanya ya” terangnya.

Diungkapkan Puji, berdasarkan data stunting tahun 2021 ada 21,6 persen. Namun data tersebut bukan angka real. Karena ternyata hanya 37,1 persen yang dilakukan pengukuran dan penimbangan balita dari data entry 86,5 persen. Sehingga saat ini, sambungnya, perlu upaya semua pihak agar angka stunting bisa beranjak mengalami penurunan hingga sesuai keinginan presiden Jokowi yaitu di bawah angka 14 persen.

“Pencegahan stunting, bukan hanya tugas dari Dinkes semata. Seluruh stakeholder baik pemerintah, swasta, masyarakat, semuanya harus berkontribusi, harus fokus, terukur, kriteria-kriteria dan pencapaian harus sering kita publish,” urainya.

Oleh karenanya, Puji pun berharap agar peningkatan sosialisasi persoalan stunting di Samarinda terus dilakukan, diantaranya melalui mengikutsertakan di dalam kurikulum pendidikan, baik dari tingkat PAUD hingga tingkat SMP, bahkan sampai tingkat perguran tinggi.

Selain itu, Puji menilai perlu adanya sosialisasi tentang usia ideal pernikahan sebagai langkah pencegahan berikutnya. Lalu, perlu adanya pengukuran HB bagi perempuan khususnya bagi remaja putri secara simultan.

“HB ini kan kaitannya dengan anemia. Kalau misalkan HB nya rendah di bawah 10, berarti harus diberi tablet penambah darah,” tutupnya.

Related posts

Novan Tak Pernah Melupakan Orang yang Berjasa pada Pemilu lalu

Nediawati

Berhasil Beri Bukti, Kinerja Wali Kota Samarinda Diapresiasi

Phandu

Tingkatkan Kualitas Hidup, Sri Puji Dorong Peningkatan Anggaran Kesehatan

Laras