National Media Nusantara
Pendidikan

Ribuan Buku Perpustakaan SMAN 7 Samarinda Hancur Diterjang Banjir Mei Lalu

Teks: Kondisi SMAN 7 Samarinda saat terendam banjir pada 12 Mei 2025 lalu

Samarinda, Natmed.id – Banjir besar yang melanda kawasan SMA Negeri 7 Samarinda yang berlokasi di Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur pada 12 Mei 2025 meninggalkan dampak serius bagi dunia pendidikan. Ribuan buku di perpustakaan sekolah tersebut rusak akibat genangan air, termasuk koleksi pelajaran maupun literasi yang menjadi pegangan siswa.

Teks: Kepala Perpustakaan SMAN 7 Samarinda Isnawangsih

Kepala Perpustakaan SMAN 7 Samarinda Isnawangsih menjelaskan bahwa bencana tersebut terjadi dua kali berturut-turut. Upaya penyelamatan sudah dilakukan, dengan memindahkan sebagian buku ke atas meja. Namun, tinggi air melampaui perkiraan.

“Kami sudah berusaha amankan, tapi ternyata air lebih tinggi. Ribuan buku tidak bisa diselamatkan,” katanya usai mengikuti kegiatan Penguatan Pemberdayaan Perpustakaan yang digelar di Dinas Perpustakaan Kota Samarinda, Kamis 18 September 2025.

Kerusakan paling besar menimpa koleksi di lantai bawah. Menurut Isnawangsih, buku-buku pelajaran yang jumlahnya mencapai ribuan eksemplar serta sebagian besar koleksi literasi habis terendam.

Kondisi itu membuat sekolah harus memindahkan layanan perpustakaan ke lantai dua. “Tahun lalu kami dapat bantuan ruang baru. Sekarang salah satunya kami jadikan perpustakaan agar aman dari banjir,” tambahnya.

Sebelum bencana, sekolah juga pernah menerima bantuan 800 buku dari Dinas Perpustakaan Provinsi Kaltim. Buku-buku itu ditempatkan di rak bagian atas sehingga selamat dari terjangan air. Namun jumlahnya masih jauh dari cukup untuk menggantikan koleksi lama yang rusak.

“Kami sudah ajukan proposal lagi ke perpustakaan provinsi dan diarahkan juga untuk mengajukan ke Perpustakaan Nasional,” jelas Isnawangsih.

Total koleksi perpustakaan SMAN 7 sebelumnya sekitar 5.000 eksemplar, terdiri dari 3.000 buku pelajaran dan 2.000 buku literasi. Kini sebagian besar sudah tak dapat digunakan. Isnawangsih menekankan, kebutuhan buku baru sangat mendesak mengingat siswa sering mengandalkan perpustakaan saat istirahat, jam kosong, maupun untuk mengerjakan tugas.

Selain soal jumlah, ia juga menyoroti pentingnya suasana perpustakaan yang nyaman agar tetap diminati siswa. Menurutnya, anak-anak kini cenderung mencari ruang baca yang sejuk, rapi, dan menarik secara visual.

“Kalau fasilitasnya nyaman, mereka betah membaca. Perpustakaan jangan dianggap hanya gudang buku, tapi ruang belajar yang hidup,” ujarnya.

Upaya peremajaan koleksi biasanya dilakukan setiap tahun dengan anggaran sekolah. Namun banjir besar kali ini membuat kebutuhan melonjak. Isnawangsih berharap dukungan pemerintah bisa membantu percepatan pemulihan, karena sekolah tak mampu menutup seluruh kerugian sendirian.

“Kalau hanya mengandalkan anggaran sekolah, tidak cukup untuk mengganti semua buku. Kami berharap proposal yang diajukan bisa disetujui, sehingga koleksi kembali lengkap,” katanya.

Kehilangan ribuan buku jelas menjadi pukulan bagi sekolah yang berlokasi di kawasan rawan banjir itu. Namun pihak perpustakaan bertekad tetap melayani siswa dengan koleksi yang tersisa sambil menunggu bantuan tambahan.

“Bagi kami, buku adalah jantung pembelajaran. Meski banyak yang hilang, perpustakaan harus terus berjalan,” pungkas Isnawangsih.

Related posts

SMAN 17 Samarinda Gelar Vaksin Untuk Siswa, Guru dan Orang Tua

Febiana

Perjualbelikan LKS di Bontang akan Dilaporkan ke Polisi

natmed

Pemkot Samarinda Ajak Siswa Dukung IKN

Aminah