Samarinda, Natmed.id – Industri perhotelan di Samarinda menunjukkan pola naik turun yang menarik sepanjang tahun. Berdasarkan pengamatan terhadap dinamika hunian di beberapa hotel besar, sektor ini mengalami transisi yang signifikan dari masa tenang di awal tahun menuju puncak keramaian yang stabil sejak akhir kuartal pertama hingga penutupan tahun.

Hasil tinjauan lapangan menunjukkan bahwa terdapat siklus tahunan yang konsisten dalam menentukan tingkat keterisian kamar (okupansi) di Ibu Kota Kalimantan Timur ini.
Periode awal tahun, khususnya bulan Januari hingga Februari, tercatat sebagai masa paling tenang bagi pelaku usaha perhotelan.
Pada fase ini, kegiatan korporasi maupun perjalanan wisata cenderung minim setelah melewati masa libur panjang.
“Januari awal itu biasanya cenderung sepi bagi perhotelan di sini. Tren ini biasanya bertahan sampai bulan ketiga. Namun, begitu memasuki bulan Maret ke atas, grafik kunjungan mulai menanjak dan ramai hingga akhir tahun,” ungkap salah satu staf hotel di Samarinda.
Peningkatan di bulan Maret seringkali dipicu oleh dimulainya agenda-agenda instansi pemerintah serta proyek-proyek swasta yang mulai berjalan, yang memberikan kontribusi besar pada jumlah tamu menginap.
Menariknya, meskipun volume pengunjung tetap tinggi dari Maret hingga Desember, terdapat pergeseran karakteristik tamu yang cukup mencolok.
Jika pada bulan-bulan tengah tahun hotel didominasi oleh agenda kedinasan dan organisasi (seperti kegiatan Dinas Pendidikan atau pertemuan partai politik), maka menjelang akhir tahun, profil tamu berubah menjadi lebih personal.
“Perbandingannya cukup terasa. Jika bulan-bulan sebelumnya lebih banyak untuk acara formal atau PT (perusahaan), di bulan Desember ini hotel-hotel di Samarinda lebih banyak diisi oleh keluarga. Momentum Natal dan tahun baru mengubah hotel menjadi pusat destinasi wisata keluarga,” tambahnya.
Lonjakan di akhir tahun ini juga diperkuat oleh banyaknya kegiatan internal hotel, seperti promosi paket makan malam, acara bertema khusus, dan dekorasi tematik yang menarik minat masyarakat lokal untuk melakukan staycation.
Tingginya permintaan ini membuat layanan hotel, mulai dari fasilitas kamar hingga layanan makanan, beroperasi dengan kapasitas maksimal.
Dengan pola yang terus berulang setiap tahunnya, para pelaku usaha di Samarinda kini semakin adaptif dalam menyiapkan pelayanan, terutama untuk menghadapi lonjakan tamu keluarga yang memiliki ekspektasi berbeda dibandingkan tamu bisnis atau kedinasan.
