Samarinda, Natmed.id — Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Puji Setyowati menegaskan pentingnya program penanganan stunting di Kaltim yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Apalagi, penanganan stunting merupakan salah satu program prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) hingga 2025 di bidang kesehatan.
“Penanganan stunting sudah menjadi program jangka panjang dan sekarang menjadi prioritas oleh dinas terkait. Ini adalah instruksi langsung dari pemerintah pusat,” ujar Puji saat wawancara di Gedung DPRD Kaltim, Jumat (16/8/2024).
Komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) dalam upaya penurunan angka stunting juga telah terbukti dengan pencapaian yang signifikan dalam setahun terakhir.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI), angka stunting di Kaltim tercatat sebesar 22,9 persen pada tahun 2023. Jumlah itu mengalami penurunan satu persen dari tahun 2022 yang mencapai 23,9 persen.
Meski angka stunting di tingkat nasional dan provinsi Kaltim sudah menunjukkan penurunan, Puji melanjutkan, bukan berarti masalah tersebut dapat dianggap selesai.
“Selama angka kelahiran masih ada setiap hari, masalah stunting dan pertumbuhan anak yang tidak sesuai dengan tumbuh kembangnya tetap berpotensi terjadi,” tegasnya.
Kemudian, penanganan stunting tidak hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan. Tetapi, memerlukan keterlibatan berbagai institusi lainnya, seperti Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A).
Menurut Puji, penanganan ini penting dilakukan karena stunting tidak hanya memengaruhi postur tubuh anak, tetapi juga kecerdasan mereka.
“Program terkait stunting ini terintegrasi dan dilakukan dari tingkat atas hingga ke akar rumput. Pelaksanaan kegiatan di lapangan, seperti Posyandu dan pelayanan terpadu di masyarakat menjadi kunci utama dalam akselerasi penanganan stunting,” jelasnya.
Selain itu, pendataan yang dilakukan oleh (DKP3A) juga berperan penting dalam memantau dan mendeteksi wilayah dengan potensi stunting.
Lebih lanjut, Puji menjelaskan mengenai pentingnya pemantauan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang mencakup upaya memperkuat program pelayanan kesehatan dan gizi bagi ibu dan anak.
“Dari sejak ibu mengandung, harus ada pemeriksaan kandungan agar bayi lahir sehat. Seribu hari kehidupan ini sangat menentukan kualitas anak di masa depan dan peran ibu adalah kunci utama,” pungkasnya.