Samarinda, Natmed.id – Progres proyek pembangunan Terowongan Samarinda yang menghubungkan Jalan Otista dan Jalan Kakap, kini mencapai progres 85 persen.
Terowongan atau tunnel pertama di Samarinda, Kalimantan Timur dengan panjang 690 meter ini dirancang untuk mengurai kemacetan di kawasan Gunung Mangga.
Salah satu proyek infrastruktur monumental ini sepenuhnya dibiayai oleh APBD Kota Samarinda sebesar Rp395,7 miliar.
Wali Kota Samarinda Andi Harun menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan proyek ini tepat waktu dengan standar kualitas tinggi.
“Progres ini melampaui target, dan kualitas pekerjaannya sangat memuaskan. Kami berharap terowongan ini segera menjadi solusi nyata bagi masyarakat,” ungkapnya saat meninjau proyek pembangunan Terowongan Samarinda, Jumat (27/12/2024).
Pembangunan yang dimulai sejak 2023 ini bukan hanya menjadi kebanggaan warga Samarinda, tetapi juga menarik perhatian dunia.
Proyek ini telah dibahas di dua jurnal teknik internasional sebagai contoh keberhasilan pembiayaan proyek besar melalui APBD. “Kami ingin menunjukkan bahwa APBD juga mampu mendanai proyek besar seperti ini,” katanya.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pembangunan terowongan Rezky Samudra Aprilyan menjelaskan bahwa tahap penembusan terowongan (breakthrough) telah berhasil dilakukan.
Kini, proses pengerjaannya memasuki tahap penyelesaian. Adapun total panjang konstruksi mencapai 426 meter dengan trase jalan sepanjang 690 meter.
Keamanan operasional menjadi prioritas utama dalam proyek ini. Rezky menyebutkan bahwa terowongan akan dilengkapi jet van sebagai ventilasi darurat serta hidran untuk antisipasi kebakaran.
Selain itu, pemerintah terus berkonsultasi dengan Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan untuk memastikan rekomendasi teknis terpenuhi sebelum pengoperasian.
“Kami pastikan semua fasilitas ini dirancang untuk meminimalkan risiko agar masyarakat bisa menggunakan terowongan dengan aman dan nyaman,” tegasnya.
Terowongan ini direncanakan selesai dan mulai beroperasi pada April 2025. Pemerintah berharap proyek ini dapat menjadi solusi kemacetan sekaligus meningkatkan konektivitas dan aktivitas ekonomi di kawasan tersebut.
“Terowongan Samarinda bukan hanya solusi kemacetan, tetapi juga simbol kemajuan infrastruktur kota. Ini membuktikan bahwa Samarinda memiliki kemampuan dan visi untuk terus berkembang,” pungkas Andi Harun.