Samarinda, Natmed.id – Keputusan terbaru Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarin tentang penghapusan Pramuka dari daftar ekstrakurikuler wajib di sekolah-sekolah Indonesia menjadi perbincangan publik.
Tak terkecuali, Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso yang juga sebagai Ketua Kwartir Cabang Kota Samarinda. Ia menekankan bahwa kebijakan ini tidak akan meredam semangat pembinaan karakter melalui kegiatan Pramuka.
“Pendidikan Pramuka tetap akan berlanjut sebagai bagian dari pendidikan nonformal. Ini adalah tentang memupuk kemandirian dan patriotisme,” ujar Rusmadi, Selasa (2/4/2024).
Rusmadi menyoroti pentingnya pendidikan nonformal sebagai pelengkap pendidikan formal, dengan Pramuka menjadi salah satu pilar utama pembentukan karakter siswa.
“Meskipun Pramuka tidak lagi diwajibkan, undang-undang mendukung keberlangsungan gerakan ini,” katanya.
Lebih Lanjut, Rusmadi memaparkan Pramuka memiliki peran vital dalam sistem pendidikan nasional. Terutama dalam menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran dan kedisiplinan.
“Perubahan regulasi ini tidak berarti pengurangan dukungan pemerintah terhadap pembinaan generasi muda,” tambahnya.
Rusmadi menegaskan bahwa tanggung jawab pemerintah dan masyarakat terhadap Pramuka tetap utuh.
“Kita semua bertanggung jawab untuk memastikan bahwa Pramuka terus mendukung program pendidikan dalam membentuk karakter anak bangsa,” ujarnya.
Dengan kebijakan baru ini, diharapkan sekolah-sekolah di Samarinda dapat lebih fleksibel dalam menyesuaikan program ekstrakurikuler sesuai kebutuhan. Hal ini sembari tetap menjadikan Pramuka sebagai kegiatan yang mendukung pembinaan karakter.
Kebijakan ini diharapkan dapat mempertahankan semangat kepramukaan di kalangan siswa, meski tidak lagi diwajibkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler.
