Samarinda, Natmed.id – Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kalimantan Timur (Kaltim) naik signifikan awal Oktober ini. Data Dinas Perkebunan Kaltim mencatat, kernel dipatok Rp12.453,08 per kg dan harga Crude Palm Oil (CPO) mencapai Rp14.248,91 per kilogram.
Plt Kepala Dinas Perkebunan Kaltim Andi M. Siddik mengatakan tren kenaikan ini menjadi angin segar bagi petani, khususnya mereka yang tergabung dalam kemitraan dengan pabrik kelapa sawit (PKS). Menurutnya, penguatan harga CPO di pasar global dan meningkatnya permintaan menjadi faktor pendorong utama.
“Dengan kenaikan ini, pendapatan petani meningkat signifikan. Ini sangat membantu, terutama bagi mereka yang terikat kemitraan plasma dengan PKS,” ucap Andi, Kamis 2 Oktober 2025.
Harga TBS sawit bervariasi sesuai umur tanaman. Pohon berusia 3 tahun dihargai Rp2.906,61 per kilogram, usia 4 tahun Rp3.098,00, usia 5 tahun Rp3.118,26, usia 6 tahun Rp3.152,22, hingga usia 10 tahun mencapai Rp3.301,91 per kilogram. Kenaikan ini berlaku serentak untuk semua kelompok umur tanaman sawit.
Andi menambahkan, daftar harga tersebut merupakan standar bagi petani plasma. “Pola kemitraan memastikan petani tidak dirugikan tengkulak. Harga ditetapkan secara transparan dan sesuai mekanisme pasar,” jelasnya.
Kenaikan harga juga diharapkan mendorong semangat petani dalam menjaga kualitas produksi. “Kalau harga stabil dan transparan, petani bisa lebih fokus ke produktivitas dan kualitas buah. Akhirnya kesejahteraan mereka ikut terangkat,” ujar Andi.
Kaltim sendiri menjadi salah satu daerah dengan kontribusi besar terhadap produksi kelapa sawit nasional. Dengan dukungan kemitraan, pemerintah berharap tren positif harga ini bisa berlanjut sehingga petani benar-benar merasakan manfaat ekonomi secara berkelanjutan.
“Kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan kelompok tani adalah kunci. Dengan begitu, keuntungan industri sawit bisa dinikmati bersama, tidak hanya satu pihak saja,” pungkas Andi.
