
Samarinda, natmed.id – Anggota DPRD Kalimantan Timur Firnadi Ikhsan menyebutkan bahwa keterlibatan ayah dalam mengantar anak ke sekolah pada hari pertama merupakan langkah kecil yang sarat makna dalam membangun karakter dan kedekatan emosional antara orang tua dan anak.
Menurutnya, inisiatif ini merupakan bentuk tanggung jawab seorang kepala keluarga yang tidak hanya menyediakan kebutuhan fisik, tetapi juga membangun pondasi emosional dan moral anak sejak dini.
“Saya kira ini hal yang baik, karena ayah selaku pemimpin di keluarga bertanggung jawab juga mengantarkan anaknya ke sekolah terutama di hari pertama,” ujar Firnadi, menanggapi imbauan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara yang mendukung pelaksanaan Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI).
Himbauan ini menindaklanjuti surat dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN melalui Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Timur, tertanggal 8 Juli 2025, dengan Nomor: B-512/PK.02/J17/2025.
Surat tersebut menggarisbawahi pentingnya keterlibatan ayah dalam mendampingi anak pada hari pertama sekolah sebagai bagian dari program Quick Wins yang tengah dijalankan BKKBN di berbagai daerah.
Firnadi, yang merupakan politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), menilai bahwa peran ayah dalam pendidikan anak sering kali terpinggirkan dalam dinamika sosial. Padahal, menurutnya, ayah memiliki peran strategis dalam membentuk karakter dan semangat juang anak.
“Secara pendidikan juga memang pewarisan karakter anak itu dimulai dari ayah, karakter penuh semangat untuk belajar, kerja keras, dan disiplin itu dilahirkan dari seorang ayah,” lanjutnya.
Firnadi optimistis bahwa ajakan ini tidak akan menjadi beban bagi para ayah di Kutai Kartanegara. “Tentu saya sangat mendukung gerakan ini, dan saya yakin ini juga tidak berat dilakukan bagi seorang ayah khususnya di Kukar,” imbuhnya.
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara sendiri telah mengedarkan himbauan resmi kepada seluruh satuan pendidikan dan ASN laki-laki yang memiliki anak usia sekolah untuk berpartisipasi aktif dalam gerakan ini.
Tidak hanya sebatas kehadiran fisik, para ayah juga didorong untuk melakukan dokumentasi berupa foto, video, atau testimoni saat mengantar anak ke sekolah.
Materi tersebut kemudian dianjurkan untuk disebarluaskan melalui media sosial pribadi maupun kanal resmi organisasi perangkat daerah (OPD) masing-masing.
Gerakan ini diyakini memiliki dampak psikologis dan sosial yang cukup signifikan. Tidak hanya memperkuat ikatan batin antara ayah dan anak, tetapi juga menegaskan kembali peran ayah sebagai figur penting dalam pengasuhan.
GATI juga dimaksudkan untuk mematahkan stereotip bahwa urusan anak semata-mata adalah domain ibu, dan mendorong terciptanya pola pengasuhan yang lebih seimbang dalam keluarga.