Jakarta,Natmed.id– Ketua Umum Cancer Information Support Centre (CISC), Aryanthi Baramuli Putri, mengatakan bahwa pengobatan kanker belum secara penuh didukung pemerintah, termasuk obat-obatan untuk stadium dini.
Aryanthi yang pernah menjadi anggota DPD RI dari Sulawesi Utara juga berharap pers nasional ikut membantu agar masyarakat mendapatkan informasi yang benar mengenai kanker payudara. Dia mengatakan, tidak sedikit informasi yang beredar ruang publik mengenai kanker payudara tidak benar atau hoax.
“Acara seperti ini sangat mengedukasi dan memberikan informasi yang benar. Ajarkan kami memilah dan memilih berita hoaks. Ini sangat baik,” ucap Aryanthi.
Anggota Dewan Pembina JMSI Djan Faridz yang juga didaulat untuk memberikan sambutan mengatakan, dirinya sedih mengetahui tidak semua obat-obatan kanker ditanggung oleh BPJS. Dia mengatakan, senang apabila diajak terlibat untuk membantu pasien maupun penyintas.
“Memang penyakit kanker ini penyakit yang benar-benar sulit dan penuh tantangan,” ujarnya.
Dalam Talkshow “Kanker Payudara Makin Meningkat, Gen atau Pola Makan?” yang dipandu Redaktur Farah.id, Ovi Shovianur.
Salah seorang penyintas kanker payudara yang juga wartawan senior Dian Islamiati Fatwa mengatakan, diagnosa mengidap kanker payudara adalah sebuah kenyataan yang amat berat. Bayang-bayang menjadi sosok perempuan yang tidak sempurna, begitu melekat.
Dian yang lama menetap di Melbourne, Australia, dan bekerja untuk kantor berita Australian Broadcasting Corporation (ABC) didiagnosa mengidap kanker payudara pada 2002. Hingga operasi berakhir, dia masih belum bisa menerima kenyataan tentang kanker yang menyerangnya.
“Yang penting adalah kita menerima (kondisi kanker). Setelah itu, bersyukur dengan hadirnya orang-orang yang peduli pada kita. Dan ingatlah, sekalipun operasi mengharuskan kita (perempuan) kehilangan payudara, kita tetap cantik dalam ketidaksempurnaan yang ada pada diri kita,” kata Dian.
Sementara itu, dr Diani Kartini, SpB(K)Onk menekankan pentingnya kontrol rutin bagi para penyintas kanker.