Pasuruan, Natmed.id — Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) menggelar program penguatan kelembagaan posyandu yang dirangkai dengan pemberian makanan tambahan bagi balita guna mendukung percepatan penurunan stunting tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Gradika, Senin 8 Desember 2025.

Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo menilai percepatan penurunan stunting hanya dapat dicapai melalui kerja kolaboratif antara pemerintah, kader posyandu dan keluarga. Ia menyampaikan bahwa Kota Pasuruan terus melakukan intervensi spesifik, termasuk penguatan gizi anak lewat program makanan tambahan.
“Pemberian makanan tambahan hari ini merupakan bagian dari intervensi yang sudah berjalan. Namun keterlibatan keluarga tetap menjadi kunci. Bila perkembangan anak tidak sesuai usia, segera konsultasi agar tidak berdampak lebih jauh,” jelas Mas Adi.
Ia juga menekankan pentingnya intervensi sensitif meliputi sanitasi, ketersediaan air bersih, dan kualitas lingkungan. Kondisi lingkungan yang tidak memenuhi standar kesehatan dapat menghambat perkembangan anak meski intervensi gizi sudah dilakukan.
“Kualitas air minum dan sanitasi sangat memengaruhi tumbuh kembang balita. Lingkungan sehat adalah pondasi,” tegasnya.
Mas Adi menambahkan bahwa Kota Pasuruan saat ini berada di peringkat 28 nasional dalam percepatan penurunan stunting dan menargetkan angka prevalensi turun di bawah lima persen. Ia mengingatkan bahwa program PMT tidak dapat berdiri sendiri tanpa dukungan pola makan keluarga yang lebih baik.
“Tidak cukup hanya mengandalkan pemberian makanan tambahan. Pola makan harian, pengawasan jajan anak, dan pemantauan berkala sangat menentukan,” ujarnya.
Pemprov Jatim menyalurkan makanan tambahan bagi 250 balita dari empat kecamatan di Kota Pasuruan. Pemerintah berharap distribusi bantuan dan penguatan kapasitas kader dapat mempercepat capaian penurunan stunting di tingkat akar rumput.
Perwakilan DPMD Jatim, Feri Nur Hayati, menjelaskan bahwa posyandu harus diperkuat agar mampu menjalankan enam layanan utama secara berkelanjutan. Ia menegaskan bahwa kualitas kelembagaan menjadi landasan penting bagi upaya pencegahan dan pengendalian stunting di daerah.
“Penguatan posyandu sangat penting agar layanan bisa berjalan optimal dan menjangkau keluarga secara langsung,” kata Feri.
Feri juga menuturkan bahwa posyandu memiliki peran strategis sebagai pusat edukasi masyarakat, bukan sekadar tempat pemeriksaan kesehatan balita. Posyandu, ujar dia, menjadi penghubung antara pemerintah dan keluarga untuk memastikan pemantauan tumbuh kembang berjalan konsisten.
“Posyandu bukan hanya ruang layanan kesehatan, tetapi juga motor sosial yang memberi edukasi dan pendampingan kepada orang tua,” ujarnya.
