Samarinda, Natmed.id – SMA Negeri 16 Samarinda menggelar seminar inspiratif bertajuk Motivation for Success pada Kamis, 20 Februari 2025.
Acara ini menghadirkan pembicara utama asal Jerman, Anton Adam Raushenbach yang diikuti oleh 50 siswa kelas X dan XI serta para guru dengan tujuan membuka wawasan tentang studi di luar negeri dan kehidupan di Jerman.
Kegiatan diawali dengan doa yang dipimpin oleh Taufik, guru agama SMA Negeri 16 Samarinda, diikuti dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya serta Mars Smanas.
Kepala sekolah, Abdul Rozak Fahrudin, dalam sambutannya menekankan pentingnya kesempatan ini sebagai ajang bagi siswa untuk mendapatkan wawasan baru dan pengalaman langsung dari pembicara internasional.
Anton Adam Raushenbach, yang hadir bersama istrinya, Tisya Anugrah, berbagi pengalaman tentang sistem pendidikan di Jerman serta berbagai manfaat yang bisa diperoleh dari menempuh pendidikan di luar negeri.
Selain itu, keduanya juga membagikan perjalanan hidup mereka yang penuh tantangan, tetapi memberikan dampak positif bagi banyak orang.
Antusiasme siswa terlihat jelas, terutama dalam sesi tanya jawab. Berbagai pertanyaan mengenai sistem pendidikan di Jerman dan peluang studi di luar negeri menunjukkan rasa ingin tahu yang besar dari para peserta.
Abdul Rozak Fahrudin, menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan seminar ini.
Ia berharap acara serupa dapat terus digelar untuk memberikan wawasan global kepada para siswa.
Dalam suasana santai, Anton mendorong siswa untuk memiliki keberanian dan rasa ingin tahu sebagai bekal meraih masa depan.
Ia menekankan bahwa pengalaman baru di tempat yang asing dapat menjadi kunci untuk bertahan dan berkembang.
Acara ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada pembicara serta sesi foto bersama. Sebelum meninggalkan sekolah, Anton dan Tisya diajak berkeliling sekolah.
Mereka mengapresiasi luasnya lingkungan sekolah serta keramahan para siswa. Momen menarik terjadi ketika Anton mencicipi berbagai hidangan yang dibuat oleh siswa kelas XII yang sedang menjalani ujian praktik memasak.
Ia mengaku kesulitan memilih makanan terbaik karena semuanya lezat, tetapi tempe orek menjadi favoritnya.