Samarinda, natmed.id – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) bersama Kementerian Ketenagakerjaan membuka program pemagangan ke Jepang pada Rabu, 25 Juni 2025, di Rumah Jabatan Wakil Gubernur. Program ini menyasar lulusan SMA/SMK untuk mengikuti pelatihan kerja tanpa biaya, sebagai strategi menekan pengangguran dan meningkatkan daya saing tenaga kerja daerah.

Program pemagangan ke Jepang tahun ini mulai disosialisasikan di Kaltim. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Samarinda, Yayasan Satunusa, Dinas Tenaga Kerja, dan Dinas Pendidikan Kaltim, sebagai bagian dari agenda nasional Kementerian Ketenagakerjaan.
Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, menyatakan dukungan penuh terhadap pelaksanaan program tersebut. Menurutnya, pelatihan ini menjadi bagian dari upaya peningkatan kualitas SDM lokal dan sangat relevan dengan program bantuan pendidikan dan pelatihan gratis (Gratispol) yang tengah digencarkan pemerintah daerah.
“Kami apresiasi BPVP dan Yayasan Satunusa yang membuka peluang kerja ke luar negeri bagi anak-anak Kaltim. Ini pelatihan gratis yang kalau di luar bisa habiskan belasan juta. Kesempatan seperti ini harus dimanfaatkan,” ujar Seno Aji.
Tahun ini, BPVP menyediakan 44 kelas, masing-masing untuk 16 peserta. Totalnya, sekitar 704 peserta ditargetkan mengikuti pelatihan vokasi untuk persiapan pemagangan ke Jepang. Biaya pelatihan ditanggung penuh oleh pemerintah pusat, sementara peserta hanya perlu menyiapkan dokumen keberangkatan pribadi.
Kepala BPVP Samarinda, Eka Cahyana Adi, mengungkapkan bahwa sejauh ini minat peserta masih minim. Hingga dua bulan setelah sosialisasi dibuka, baru 40 orang yang mendaftar.
“Sayang sekali karena peluangnya besar. Tantangan utama kami adalah keterbatasan jangkauan informasi, terutama di wilayah luar kota. Kami akan perluas kerja sama dengan OPD dan lembaga masyarakat untuk itu,” kata Eka.
Ia menambahkan, BPVP membuka akses pelatihan untuk berbagai jurusan, tidak terbatas pada jurusan bahasa. Selain itu, pihaknya akan mengadakan kunjungan terbuka dan diskusi publik untuk memperluas pemahaman masyarakat soal pelatihan dan pemagangan.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur juga menegaskan pentingnya menyiapkan generasi muda menghadapi gelombang investasi asing di Kaltim. Ia menyebut bahwa ke depan, Dinas Pendidikan akan menerapkan kurikulum bilingual di SMA/SMK agar lulusan memiliki kompetensi bahasa asing yang kuat.
“Kita harus siapkan anak-anak untuk jadi pelaku, bukan penonton. Jangan sampai yang menikmati kemajuan Kaltim justru datang dari luar,” ujarnya.
Selain pelatihan vokasi, Pemprov Kaltim juga mulai menggulirkan insentif guru untuk jenjang PAUD hingga MA, sebesar Rp500 ribu per bulan. Kebijakan ini disebut sebagai bentuk komitmen untuk memperkuat peran pendidik dalam mencetak SDM unggul.
Melalui program pemagangan ke Jepang, Pemprov Kaltim mendorong anak-anak muda untuk mengakses peluang kerja internasional tanpa hambatan biaya. Pelatihan gratis untuk ratusan peserta ini menjadi bagian dari strategi besar pembangunan SDM daerah, seiring komitmen pemerintah memperkuat pendidikan dan keterampilan di era persaingan global.