Reporter: Lia – Editor: Nada
Samarinda, Natmed.id – KPU Samarinda terus meningkatkan kinerjanya, untuk menciptakan Pilkada yang aman, damai dan jujur. Begitu juga dengan para calon, banyak tahapan yang harus dilalui jika ingin ikut serta dalam Pilkada 2020.
Ihsan Hasani kepada natme.id, Kamis (5/12/2019), mengatakan bahwa tahapan yang tidak kalah penting, untuk calon yang ingin ikut serta, mereka wajib menginput data ke aplikasi Silon, yaitu sistem informasi pencalonan perseorangan
Ihsan mengungkapkan, akan adakan Bimtek dari Provinsi tentang aplikasi Silon di tanggal 9-11 Desember 2019.
“Jika aplikasi sudah update, nanti akan segera adakan Bimtek LO perseorangannya, ini kan kemarin katanya masih dalam tahap perbaikan, masih uji coba,” terang Ihsan.
Bagi Paslon yang serius ingin mendaftarkan calon perseorangan, Ihsan akan mengundang serta menyampaikan beberapa penggunaan aplikasi, yaitu aplikasi offline dan online.
“Di aplikasi offline, para calon akan menginput data secara offline dan tidak langsung tersambung ke server KPU. Ketika data sudah di input, calon akan mengaktifkan aplikasi online untuk di sambungkan ke operator KPU. Setelah terhubung, tim KPU akan mengecek jumlah data tersebarnya,” kata Ihsan menjelaskan penggunaan aplikasi Silon.
Ia, menjelaskan terkait kendala yang akan muncul, mungkin hanya masalah waktu. KPU hanya memberikan waktu 1.5 bulan untuk memberikan data pendukung minimal 43.977 orang.
“Namun dengan keseriusan dari calon dan mau mengerjakan, dalam waktu satu setengah bulan untuk menginput sebanyak 43.977 orang, mereka akan sanggup, tinggal mempersiapkan SDMnya saja. Karena aplikasi Silon ini wajib,” tegasnya.
Ihsan sendiri mengaku, bahwa KPU Samarinda sudah siap. Di KPU juga ada beberapa tahapan untuk disetujuinya data yang masuk.
“Kita punya 1 orang operator yang berfungsi menerima data dari calon, dan memverifikasi data tersebut untuk dilaporkan pada komisioner. Sedangkan, fungsi koordinator hanya memberikan username dan password. Karena saat Bimtek nanti, kami akan memberikan username dan password yang berbeda pada masing-masing calon,” tegasnya.
“Lalu komisioner yang akan menentukan data diterima atau tidak,” sambungnya.