Samarinda, Natmed.id – Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda Deni Hakim Anwar menyampaikan harapannya agar pembangunan Pasar Pagi Samarinda dapat menjadi ikon baru bagi kota sekaligus memberikan manfaat besar bagi masyarakat Samarinda.
Deni Hakim menegaskan bahwa seluruh fasilitas yang dibangun menggunakan dana publik dan harus dijaga bersama oleh masyarakat maupun para pelaku usaha di kawasan tersebut.
“Kami ingin ketika Pasar Pagi ini selesai dan mulai beroperasi, pasar ini akan menjadi ikon yang baik untuk Kota Samarinda. Fasilitas yang sudah dibangun dengan uang rakyat ini harus dijaga bersama, agar dapat bermanfaat bagi rakyat dan menjadi warisan bagi anak cucu kita,” kata Deni Hakim Anwar, di DPRD Kota Samarinda, Jumat, 28 November 2025.
Deni menekankan pentingnya kesadaran kolektif dalam menjaga fasilitas publik ini agar tidak cepat rusak dan tetap memberikan kenyamanan bagi pedagang serta pengunjung.
Selain itu, Deni menyampaikan bahwa para pedagang berharap pasar tersebut dapat segera beroperasi. Ia juga mengungkapkan pesan yang disampaikan kepadanya bahwa para pedagang ini memiliki sistem keanggotaan atau Kartu Tanda Anggota (KTA), demi memastikan seluruh pelaku usaha tercatat secara resmi.
“Pedagang berharap dapat segera berjualan kembali di Pasar Pagi. Mereka juga menginginkan adanya pendataan resmi melalui KTA agar aktivitas perdagangan lebih tertib dan teratur,” jelasnya.
Lebih lanjut, Deni menambahkan bahwa sebelumnya banyak pedagang yang berpindah tempat karena kondisi pasar lama yang semrawut. Namun, dengan selesainya pembangunan pasar baru, diharapkan para pedagang dapat kembali beraktivitas secara tertata.
kemudian, Deni juga menjelaskan pembayaran masuk dan keluar di Pasar Pagi ini akan menggunakan cashless agar memudahkan pembayaran dan tidak ada kebocoran.
Ia menambahkan, kebijakan serupa sebenarnya sudah diterapkan di beberapa kawasan di Samarinda, meskipun masih ada sebagian masyarakat yang belum terbiasa dengan sistem pembayaran digital.
Menurutnya, penerapan sistem nontunai ini sejalan dengan perkembangan teknologi dan pola transaksi masyarakat modern. Ia pun berharap kebijakan ini dapat diterapkan secara menyeluruh paling lambat pada tahun 2026.
“Seperti di mal-mal sekarang, semuanya sudah pakai sistem cashless. Prosesnya lebih cepat, transparan, dan pemerintah kota bisa langsung memantau pendapatan. Jadi kita harapkan ke depan semua pasar di Samarinda mengikuti sistem ini,” jelasnya.
Deni meyakini, kebijakan tersebut tidak hanya meningkatkan efisiensi pengelolaan pasar, tetapi juga memperkuat kepercayaan publik terhadap transparansi keuangan daerah.
Deni memastikan pemerintah daerah untuk terus memberikan dukungan terhadap operasional pasar, khususnya dalam hal pemeliharaan fasilitas.
“Harapan pedagang kepada pemerintah adalah agar tetap men-support, terutama jika ada fasilitas yang rusak segera diperbaiki. Dengan begitu, aktivitas di pasar dapat berjalan lancar,” tutup Deni.
