Samarinda, Natmed.id – Peristiwa kebakaran terjadi di Kelurahan Lok Bahu, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), Kamis (11/4/2024) malam.
Api yang berkobar selama 80 menit sejak pukul 19.25 hingga 20.45 Wita menghebohkan warga di kawasan permukiman samping gedung DPRD Kaltim. Tidak hanya itu, lima bangunan dan dua di antaranya rumah terdampak kebakaran tersebut.
Data sementara dari Info Taruna Samarinda menyebutkan bahwa dampak lain dari kebakaran mengakibatkan 30 jiwa dari lima keluarga terdampak. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden yang terjadi pada hari kedua Lebaran tersebut.
Data itu diolah Info Taruna Samarinda dari laporan Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kota Samarinda, Ketua RT 36, serta ITS-TRC (Information Technology Services – Disaster Relief Center) yang bertugas dalam manajemen informasi bencana.
Kabid Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Disdamkar Kota Samarinda, Teguh Setyawardhana memberikan gambaran awal tentang kebakaran tersebut. Ia menjelaskan mengenai lokasi dan waktu kejadian, serta dampak yang ditimbulkannya.
“Kami dapat informasi di Jalan Teuku Umar Gang 1, sekitar pukul 19.25 Wita terjadi kebakaran permukiman yang mengakibatkan lima rumah terbakar,” ujarnya saat diwawancarai awak media di lokasi kebakaran, Kamis (11/4/2024).
“Ada tiga korban dari relawan yang mengalami luka bakar, sesak nafas dan satu masyarakat yang sedang stroke. Korban sudah dibawa ke rumah sakit,” lanjutnya.
Lebih lanjut, ia juga mengidentifikasi kendala-kendala dalam penanganan kebakaran. Salah satunya, sempitnya gang sebagai akses menuju lokasi kebakaran.
Ditanya tentang penyebab kebakaran, ia menyampaikan masih menunggu hasil investigasi lebih lanjut dari pihak berwajib.
“Untuk kendala penanganan gang sempit dan banyak warga yang menonton. Kami menurunkan posko 3,4 dan 5. Dugaan sementara kami menunggu investigasi dari pihak berwajib. Apakah karena arus listrik atau kompor gas,” ujarnya.
Ketua RT 36 Kelurahan Lok Bahu, Andri Herpanda menyatakan bahwa penyebab kebakaran diduga karena kebocoran saluran elpiji di salah satu rumah yang terbakar.
“Kejadian setelah salat Isya, ada teriakan kebakaran. Di saat kami Keluar, api sudah besar. Terus kami cari informasi ternyata diketahui ada satu rumah yang salah seorang penghuninya sedang masak,” ungkap Andri saat dikonfirmasi di tempat kejadian
“Dan istri beliau (pemilik rumah yang terbakar) itu pas sedang sakit juga yang sedang membetulkan pipa gas dari situlah terjadi insiden. Karena kondisi rumah kayu, jadi api cepat merambat. Itulah asal mulanya,” Andri melanjutkan.
“Ketika sumber api terpantik, dalam sekejap membesar. Sejumlah saksi mata melihat asap keluar sebelum api meluas. Saat diketahui api sudah membesar dan api cepat merambat karena rumah kayu. Namanya gas mungkin itu meledak,” imbuhnya.
“Ada saksi mata yang melihat asap, tiba-tiba api langsung keluar dan membesar dari dalam rumah,” ujarnya.
Andri mengimbau masyarakat agar berhati-hati dalam kondisi saat ini. Sebab, masih banyak rumah-rumah kayu di lingkungan tersebut. Ia menekankan pentingnya memperhatikan kompor dan hal-hal berbahaya saat memasak.
Ia juga memohon kepada pemerintah untuk meningkatkan antisipasi terhadap kejadian serupa. Sosialisasi perlu digalakkan di setiap kampung yang rentan terhadap musibah kebakaran.
Dengan demikian, langkah-langkah antisipasi serta pertolongan pertama dapat dijalankan oleh warga di daerah rentan kebakaran.
Dalam penanganan kejadian ini, beberapa relawan dan instansi turut terlibat. Pihak tersebut seperti Relawan Kota Samarinda, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Samarinda, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda dan Provinsi Kalimantan Timur menjadi bagian dari tim penanggulangan.
Tak hanya itu, kehadiran instansi keamanan seperti Satlantas Polresta Samarinda, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas juga turut mendukung dalam upaya penanggulangan kebakaran yang terjadi pada hari kedua Lebaran tersebut.