Reporter : Angel – Editor : Redaksi
Bontang, Natmed.id – Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bontang, Ridwan minta pemerintah agar mengantisipasi ketersediaan kelapa santan menjelang datangnya Hari Raya Idulfitri.
Pasalnya, dari laporan yang didapat dari penjual kelapa parut, tidak berjualan selama empat hari. Hal itu karena penjual tidak memiliki persediaan.
Demikian disampaikan Ridwan saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (24/4/2021).
“Hal ini perlu dilakukan kalau tidak diantisipasi secepatnya, ini bisa berabe di Idulfitri,” kata Ridwan.
Lanjutnya, dari pemasok kelapa meminta kenaikan harga. Dimana harga awal semula Rp4 ribu, pemasok meminta harga menjadi Rp6,5 ribu.
Sementara apabila tidak dinaikkan, pemasok kelapa lebih memilih menjual ke Samarinda. Lantaran di Samarinda harga jualnya sudah mencapai sekitar Rp6 ribu per biji.
“Hal ini yang harus diantisipasi, apabila mengalami kenaikan, sulit untuk menstabilkan harga. Karena penyuplai yang menaikkan harga,” jelasnya.
Kita ketahui bersama bahwa kelapa parut merupakan komoditas yang sangat dibutuhkan jelang lebaran. Sebab membuat makanan khas lebaran memerlukan santan.
Menyikapi hal itu, Pelaksana Tugas (Plt) Subbag Umum dan Kepegawaian Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Bontang, Evi Sulastri Tanjung mengatakan walaupun kelapa parut tidak masuk dalam kategori pangan strategis tetapi kelapa parut tetap ditindaklanjuti apabila ada kenaikan harga yang tidak stabil.
“Untuk hal itu tim satgas pangan menindak tempat-tempat yang menimbun,” jelasnya.
Sementara, kenaikan harga bisa dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya kelangkaan stok, distribusi yang tidak lancar, maupun stok berkurang karena tingginya kebutuhan pasar.
Oleh karena itu, pihaknya tetap akan koordinasi dengan tim Satuan Tugas (Satgas) Pangan untuk mengantisipasi kelangkaan.