Samarinda, natmed.id – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) menyerahkan penghargaan program Gratispol serta insentif Jospol kepada ribuan marbot dan guru se-Kaltim dalam seremoni resmi pada Rabu, 25 Juni 2025, di Plenary Hall Gelora Kadrie Oening Sempaja, Samarinda.
Kegiatan ini sekaligus menjadi ajang penandatanganan nota kesepahaman kerja sama antara Pemprov Kaltim dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk mendorong pengembangan ekspor berbasis desa.

Agenda dimulai pukul 10.00 Wita dan dihadiri oleh perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD), tokoh masyarakat, tokoh agama, serta ribuan penerima manfaat program. Sambutan resmi disampaikan oleh Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji mewakili Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud, yang berhalangan mengisi podium karena kondisi kesehatan.
Dalam pidatonya, Seno menegaskan bahwa program Gratispol dan insentif Jospol adalah bentuk konkret dari komitmen Pemprov dalam mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan spiritual masyarakat. Ia menyatakan bahwa janji kampanye yang disampaikan saat pencalonan kepala daerah kini mulai ditunaikan dengan program nyata.
“Janji yang kami ucapkan bukan sekadar slogan kampanye. Hari ini, satu per satu kami realisasikan, sebagai bukti kehadiran pemerintah di tengah masyarakat,” ujar Seno Aji di hadapan hadirin.
Program Gratispol ditujukan untuk memberi penghargaan berupa perjalanan ibadah kepada para marbot masjid serta penjaga rumah ibadah non-Muslim di Kaltim. Berdasarkan data resmi yang dihimpun Pemprov Kaltim, total penerima program mencapai 3.187 orang. Rinciannya terdiri dari 2.597 orang beragama Islam, 389 Kristen, 144 Katolik, 19 Hindu, 22 Buddha, dan 16 Khonghucu.
Seno menekankan bahwa program ini merupakan bentuk pengakuan negara atas pengabdian kelompok yang selama ini memelihara nilai-nilai moral dan spiritual masyarakat, namun sering terabaikan secara sosial dan ekonomi.
“Mereka adalah penjaga nilai kebaikan dalam masyarakat, peneduh batin umat. Sudah saatnya mereka mendapat penghargaan yang layak dari negara,” tegasnya.
Untuk wilayah Kota Samarinda, enam penjaga rumah ibadah dari enam agama menerima penghargaan ibadah sebagai berikut:
Islam: Mulyadi (Masjid Baiturrahman, Sambutan)
Kristen: Janty Kumaseh (GKII Gunung Cermin, Samarinda Utara)
Katolik: Matius Sanda (Gereja St. Paulus, Loa Janan Ilir)
Hindu: I Wayan Dharmawan (Pura Jagat Hita Karana, Sungai Pinang)
Budha: Liem Joe Ling (Vihara Eka Dharma Manggala, Samarinda Ilir)
Khonghucu: Willy Utomo (Zong De Mio, Sungai Kunjang)
Sedangkan dari Kabupaten Kutai Kartanegara, penghargaan serupa diberikan kepada:
Islam: Aji Akhmad Sajali (Masjid Agung Sultan Sulaiman)
Kristen: Meike Walangitan (GPDI Smirna)
Katolik: Maria Margareta (Gereja St. Yohanes Penginjil)
Budha: Ferdianto Cahyadi (Vihara Kusala Arama)
Hindu: Nanang Irawan (Pura Sasana Jagat Nata)
Selain itu, program Jospol memberikan insentif kepada 31.545 guru di Kaltim. Penerima manfaat mencakup guru PAUD, TK, SD, SMP, serta guru di lembaga keagamaan seperti pondok pesantren, RA, MI, dan MTs. Insentif disalurkan melalui rekening tabungan yang diserahkan secara simbolis dalam acara tersebut.
“Masa depan Kaltim ada di tangan para pendidik. Mereka bukan hanya pengajar, tetapi penanam nilai dan pembentuk karakter generasi emas Kaltim,” ujar Seno.
Di bidang ekonomi, Pemprov Kaltim juga menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan LPEI terkait penguatan kapasitas UMKM, koperasi, dan BUMDesa untuk memperkuat desa sebagai basis ekspor.
Program ini bertujuan mendorong desa-desa potensial agar mampu menghasilkan komoditas unggulan secara berkelanjutan, didukung pelatihan, akses pasar, dan skema pembiayaan.
Program kolaboratif ini sejalan dengan inisiatif Desa Devisa yang diusung LPEI. Beberapa daerah di Kaltim seperti Berau, Kutai Timur, dan Mahakam Ulu telah menunjukkan potensi pada sektor ekspor komoditas seperti kakao, rumput laut, lada, pisang, serta produk-produk UMKM lokal.
“Kami ingin membangun ekosistem ekspor dari desa. Ini bukan sekadar program ekonomi, tapi bagian dari visi pembangunan hijau, inklusif, dan berkelanjutan di Kaltim,” ungkap Seno.
Acara diakhiri dengan doa bersama dan penyerahan simbolis buku rekening kepada para guru serta piagam penerima Gratispol. Pemerintah berharap rangkaian program ini menjadi pemicu semangat baru dalam memperkuat kebersamaan, keadilan sosial, serta komitmen membangun Kaltim yang beradab dan sejahtera.
“Mari kita saling menguatkan, menyalakan cahaya ilmu, dan menjaga harmoni dalam kehidupan beragama. Bersama, kita sukseskan cita-cita: Kaltim menuju Generasi Emas,” tutup Seno.