Samarinda,Natmed.id– Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Samarinda menggelar press release guna menindaklanjuti hasil kegiatan intensifikasi pengawasan pangan menjelang Hari Raya Idulfitri 1442 H.
Kegiatan yang berlangsung di Aula BPOM Jalan Jenderal Suprapto itu dipimpin Kepala Balai Besar POM Samarinda Sem Lapik.
Sem mengatakan, bahwa BPOM melakukan upaya pengawasan untuk keamanan pangan selama bulan suci Ramadan.
“Pengawasan ini dilaksanakan selama bulan Ramadan. Melalui kegiatan intensifikasi ini kami dapat melindungi masyarakat dari pangan yang berbahaya,” sebut Sem.
Diketahui, pengawasan dilakukan seminggu sebelum lebaran. Mulai dari April hingga akhir Mei mendatang.
“Saat berjalannya pengawasan, syukur alhamdulillah terhadap 19 distributor dan sarana ritel yang diperiksa tidak ditemukan produk pangan tanpa izin edar (TIE),” paparnya kepada awak media. Senin (10/5/2021).
Kalau dibandingkan data tahun sebelumnya, tahun ini menunjukkan penurunan produk pangan yang tidak memenuhi ketentuan (TMK).
“Tahun ini terdapat penurunan angka baik dari produk makanan kadaluwarsa, produk pangan TIE, maupun produk pangan yang rusak,” tuturnya.
Dalam hal ini tentunya BPOM memberikan apresiasi kepada sarana ritel dan distributor terkait. Karena sudah memperhatikan produk pangan di Samarinda sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Di sisi lain BPOM juga melakukan uji sampling terhadap 81 sampel pangan jajanan takjil yang biasa dijual untuk berbuka puasa.
“Berdasarkan hasil pengujian, ditemukan sampel yang mengandung bahan berbahaya. Yaitu, dua sampel terdapat kandungan boraks dan dua sampel yang mengandung rhodamin,” ungkapnya.
Oleh karena itu akibatnya para penjual tersebut telah diberikan pembinaan oleh dinas terkait.
“Karena terdapat bahan berbahaya BPOM di Samarinda berkomitmen untuk terus mengawal keamanan pangan di masa darurat Covid-19,” pungkasnya.