
Kutim, natmed.id – Ketua DPRD Kalimantan Timur Hasanuddin Mas’ud menyebutkan bahwa pelaksanaan program Gratispol dan Jospol yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur merupakan langkah konkret yang mencerminkan keberpihakan nyata pemerintah terhadap kerja-kerja sosial dan spiritual, yang selama ini kerap terabaikan dalam arus utama kebijakan publik.
Sebagaimana diketahui, program ini menghadirkan penghargaan berupa ibadah umroh, perjalanan religi, serta insentif Jospol bagi para guru, marbot masjid, dan penjaga rumah ibadah non-muslim.
Inisiatif tersebut dinilai sebagai upaya nyata dalam memperkuat semangat keberagaman sekaligus mengapresiasi kontribusi senyap para pelaku kerja sosial lintas agama di tengah masyarakat.
Bentuk penghargaan ini, menurut Hasanuddin, tidak semata simbolik, tetapi mengandung nilai fungsional yang sangat kuat dalam membangun semangat keberagaman dan solidaritas sosial di tengah masyarakat.
“Saya bangga melihat bagaimana Pemerintah Provinsi menghadirkan penghargaan yang tidak hanya bersifat simbolik, tapi juga memberi dampak nyata bagi masyarakat yang selama ini bekerja dalam senyap menjaga nilai-nilai spiritual dan sosial,” ujar Hasanuddin usai kegiatan penyerahan insentif program Gratispol di CSC Bukit Pelangi, Sangatta, Minggu, 13 Juli 2025.
Politikus Partai Golongan Karya (Golkar) itu memandang program Gratispol sebagai bentuk apresiasi terhadap peran kelompok masyarakat yang selama ini berada di garis depan dalam menjaga harmoni antarumat beragama, namun kerap terpinggirkan dalam wacana pembangunan formal.
Keberadaan marbot, guru agama, serta penjaga rumah ibadah, menurutnya, adalah fondasi penting dalam menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara yang inklusif dan toleran, terutama dalam situasi sosial yang semakin kompleks.
Ia menilai, langkah Pemerintah Provinsi yang menginisiasi pemberian insentif lintas agama tersebut harus dijaga kesinambungannya, baik dalam bentuk kebijakan tahunan maupun regulasi jangka panjang.
Menurut Hasanuddin, keberhasilan program ini bergantung pada kemauan politik untuk melibatkan berbagai pihak dalam tata kelola yang partisipatif dan berkelanjutan.
“Penghargaan kepada marbot dan penjaga rumah ibadah lintas agama mencerminkan keinginan kuat kita di Kaltim untuk terus menjaga toleransi dan memperkuat harmoni sosial,” katanya menegaskan.
Acara yang berlangsung dalam suasana penuh kekhidmatan tersebut turut dihadiri oleh para penerima program Jospol dari kalangan pendidik keagamaan dan pekerja sosial keagamaan.