Samarinda, Natmed.id – Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kalimantan Timur (Kaltim) kembali mengalami kenaikan pada periode 1–15 September 2025.
Berdasarkan data Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim, kenaikan ini berlaku untuk semua kelompok umur tanaman dan memberi dampak langsung pada peningkatan pendapatan petani, terutama yang tergabung dalam kemitraan plasma.
Plt Kepala Disbun Kaltim Andi M Siddik mengatakan kenaikan harga TBS dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan global terhadap minyak sawit mentah (CPO).
“Kenaikan harga ini memberikan dampak positif terhadap pendapatan petani kelapa sawit, terutama bagi mereka yang tergabung dalam kemitraan dengan perusahaan pemilik pabrik kelapa sawit (PKS),” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa, 16 September 2025.
Untuk periode ini, harga rata-rata tertimbang CPO ditetapkan sebesar Rp13.970,66 per kilogram, sedangkan harga kernel berada di angka Rp11.923,10 per kilogram, dengan indeks K sebesar 88,30 persen.
Adapun rincian harga TBS berdasarkan umur tanaman sawit adalah sebagai berikut:
– Umur 3 tahun: Rp 2.838,84 per kg
– Umur 4 tahun: Rp 3.026,10 per kg
– Umur 5 tahun: Rp 3.045,60 per kg
– Umur 6 tahun: Rp 3.078,69 per kg
– Umur 7 tahun: Rp 3.097,52 per kg
– Umur 8 tahun: Rp 3.120,60 per kg
– Umur 9 tahun: Rp 3.187,30 per kg
– Umur 10 tahun: Rp 3.224,64 per kg
Daftar harga tersebut menjadi standar bagi petani plasma yang sudah bermitra dengan perusahaan pemilik pabrik kelapa sawit. Skema kemitraan diharapkan dapat menekan praktik tengkulak yang kerap mempermainkan harga di tingkat lapangan.
“Adanya kerja sama kelompok tani dengan pihak pabrik minyak sawit diharapkan harga TBS petani sudah sesuai dengan harga normal dan tidak dipermainkan lagi oleh para tengkulak. Sehingga kesejahteraan kelompok tani kelapa sawit melalui kerja sama ini hendaknya dapat terwujud,” jelasnya.
Kenaikan harga TBS kali ini dinilai memberi angin segar bagi ribuan petani sawit di Kaltim, mengingat sektor perkebunan masih menjadi penopang ekonomi utama di sejumlah daerah.
Pemerintah daerah berharap tren positif ini dapat terus berlanjut seiring dengan meningkatnya permintaan pasar global terhadap produk turunan kelapa sawit.