Pasuruan, Natmed.id – Dalam rangka memperingati Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama Republik Indonesia ke-80 tahun 2026, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pasuruan menggelar kegiatan penanaman pohon matoa di Pondok Pesantren SPEAM, Kelurahan Karangketug, Selasa 11 November 2025 pagi.

Acara yang dimulai pukul 08.00 WIB ini menjadi simbol nyata kepedulian terhadap kelestarian lingkungan serta bagian dari pengamalan nilai-nilai keagamaan untuk menjaga keseimbangan alam. Kegiatan tersebut terselenggara atas kerja sama Kemenag Kota Pasuruan, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Pemerintah Kota Pasuruan, dan Pondok Pesantren SPEAM.
Kepala Kantor Kemenag Kota Pasuruan, Dr H Rasyidi menyampaikan bahwa penanaman pohon menjadi momentum penting untuk menumbuhkan kesadaran moral masyarakat dalam mencintai bumi. “Menanam tidak sekadar menumbuhkan pohon, tapi juga menanam nilai-nilai kebaikan bagi generasi mendatang,” ujarnya.
Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh Firdausi Nuzula, dilanjutkan dengan serangkaian sambutan dari berbagai tokoh lintas lembaga. Suasana berlangsung khidmat namun penuh semangat kebersamaan.
Tuan rumah acara, Dr H Abu Nasir dari PD Muhammadiyah Kota Pasuruan, menyampaikan apresiasi kepada Kemenag atas langkah nyata dalam mengajak masyarakat menjaga lingkungan. Ia menilai, kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan gerakan moral yang patut dicontoh.
Senada dengan itu, Ketua FKUB Kota Pasuruan H Ma’mur Salim menekankan pentingnya sinergi lintas agama dalam menciptakan harmoni antara manusia dan alam. “Kerukunan bisa diwujudkan dalam aksi nyata menjaga ciptaan Tuhan, bukan hanya dalam doa dan kata,” tuturnya.
Ketua DPRD Kota Pasuruan HM Thoyib turut menyatakan dukungan atas gerakan penghijauan tersebut. Ia menilai kegiatan itu sejalan dengan komitmen pemerintah daerah dalam menciptakan lingkungan sehat dan memperbaiki kualitas udara di perkotaan.
Sementara itu, Wali Kota Pasuruan Dr H Adi Wibowo, dalam arahannya menegaskan bahwa penanaman pohon merupakan bagian dari eko-teologi, yakni tanggung jawab spiritual manusia dalam menjaga keseimbangan alam. “Menjaga alam berarti menjaga kehidupan, dan ini merupakan panggilan moral bagi kita semua,” tegasnya.
Acara ditutup dengan pembacaan doa oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pasuruan H Ahmad Marzuki, yang berharap kegiatan ini membawa berkah dan menjadi awal gerakan penghijauan berkelanjutan. Dengan mengusung tema “Bersama Menanam Kebaikan Menuju Bumi yang Lebih Sehat,” kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk terus menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan.
