Jakarta,Natmed.id -Sektor manufaktur memberikan kontribusi sekitar 5 hingga 6 persen terhadap total produk domistik bruto (PDB) di Indonesia. Karenanya industri manufaktur menjadi salah satu penopang utama perekonomian nasional.
Seperti diungkapkan Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Jawa Barat Deny Rusyana dalam Industrial Roadshow and Business Forum di Hotel Swiss-Belinn, Cikarang, Jawa Barat (31/5/2023). Diskusi dihadiri sejumlah pimpinan perusahaan, pemerintah, dan pimpinan asosiasi.
Deny mengungkapkan kualitas produk manufaktur di Indonesia membuktikan daya saing sebagai pusat produksi yang sangat menjanjikan.
Fazhra Fawwaz Al Firman dari Difa Euronika Indonesia menyambut baik diskusi tersebut.
“Tentunya akan memberi manfaat luar biasa bagi para pengusaha Indonesia terlebih mereka yang akan atau baru memulai usaha demi pencapaian target dari setiap program industri mereka,” kata Fazhra yang juga Direktur Operasional Green Wilis Development Indonesia, kepada MSI Group melalui telepon selulernya pada, Jumat malam (9/6/2023).
Lebih lanjut, kata Fazhra dengan adanya diskusi tersebut diharapkan muncul pengusaha-pengusaha baru yang tentunya dapat memberikan kontribusi pada perkembangan industri di Indonesia.
“Jadi dengan kegiatan ini diharapkan ada nilai positif yang muncul dari pengusaha-pengusaha muda untuk dapat mengembangkan usaha manufaktur,” ungkapnya.
Fazhra menambahkan, diharapkan program seperti ini terus dilakukan secara kontinyu sehingga peningkatan perkembangan bisnisnya akan tertata dengan baik terutama UMKM yang menjadi pilar ekonomi di Indonesia.
“Saya inginkan kegiatan ini bisa terus berlanjut bukan berhenti di sini saja, tapi terus berkelanjutan,” pintanya.
Sebelumnya Wakil Ketua Umum Bidang Bisnis Berbasis Teknologi Terapan Kadin Jawa Barat Hadi Suwastio Cokrodimedjo mengatakan kekuatan industri manufaktur mulai dari otomotif, plastik, mesin, tekstil, makanan dan minuman dapat menyumbang PDRB signifikan.
Transformasi digital ini harus dioptimalkan agar industri manufaktur lebih maju dan berdaya saing serta mendorong efisiensi dalam proses produksi.
Country Manager EPICOR Indonesia Adhi Firmansyah menyebutkan di era industri 4.0 diperlukan teknologi yang bisa melihat dari sisi visibilitas, terlebih melihat 10 tahun ke depan.
“Tentu persaingan akan semakin ketat sehingga manajemen pada teknologi sangat diperlukan agar output efisiensi, improvement, dan visibility dapat tercapai,” bebernya.
“EPICOR siap mendukung pemerintah, asosiasi, dan para pengusaha untuk bertransformasi pada industrial,” tandasnya.
Diketahui, saat ini, ada sekitar 30.000 konsumen yang menggunakan produk teknologi EPICOR di seluruh dunia. Dalam 10 tahun terakhir jumlah konsumennya mencapai 150 industri besar dan menengah.