Samarinda, Natmed.id – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Timur (Disdikbud Kaltim) sedang fokus melakukan sinkronisasi dengan Dinas Tenaga Kerja Kaltim.
Langkah ini dalam upaya membentuk tim koordinasi vokasi daerah sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.
Kepala Bidang Pembinaan SMK Disdikbud Kaltim Surasa menegaskan bahwa sinkronisasi ini penting agar jurusan di SMK sesuai dengan peluang pasar kerja dan industri. Dengan demikian, dapat memberikan kesempatan kerja lebih banyak yang nantinya meningkatkan perekonomian di Kaltim.
“Sinkronisasi ini dilakukan agar jurusan di SMK dapat sesuai dengan peluang informasi pasar kerja dan industri yang memberikan kesempatan tenaga kerja lebih banyak, termasuk di bidang ekonomi di Kaltim,” kata Surasa, Sabtu (15/6/2024).
“Diharapkan ke depan di bawah koordinasi tim daerah vokasi ini terjadi sinkronisasi antara Dinas Pendidikan selaku produsen tenaga kerja dengan kebutuhan tenaga kerja di Kaltim,” tambahnya.
Selanjutnya, Surasa mengungkapkan bahwa jumlah lulusan SMK pada tahun 2024 mencapai lebih dari 24 ribu siswa. Dari jumlah tersebut, sekitar 60 hingga 70 persen merupakan lulusan dari SMK negeri. Sedangkan 30 hingga 40 persen merupakan lulusan SMK swasta yang jumlah lembaganya lebih banyak.
Surasa menyebutkan bahwa kejuruan yang paling banyak diminati di Kaltim bervariasi, namun ada tiga bidang keahlian yang paling dominan.
“Di Kaltim ada tiga bidang keahlian yang mengakomodasi peserta didik paling banyak, yaitu teknologi dan rekayasa, bisnis manajemen, serta teknik informasi dan komunikasi,” ujarnya.
Meski tiga bidang keahlian tersebut mengakomodasi banyak siswa, namun masih diperlukan analisis lebih mendalam untuk mengetahui jurusan mana yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Baik dari segi persentase maupun jumlah.
“Kita belum tahu ngitungnya jurusan mana yang paling banyak menyerap, ukurannya persentase atau jumlah,” ujarnya.
“Kalau ukurannya jumlah, bisnis manajemen itu peserta didiknya banyak sekali. Kalau ukurannya jumlah, nanti keliatannya angkanya gede tapi kalau dilihat persentase angkanya kecil. Jadi memang harus ada pengolahan dan pendalaman lebih lanjut,” sambungnya.