Samarinda, Natmed.id – Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) menjalankan program pelayanan bermetode pelayanan terpadu penyakit tidak menular (Pandu PTM). Langkah ini sebagai upaya penanggulangan PTM yang jumlah kasusnya masih tinggi di Benua Etam.
Kepala Dinkes Kaltim dr Jaya Mualimin mengungkapkan bahwa angka prevalensi PTM, seperti diabetes melitus, hipertensi, dan obesitas di Kaltim meningkat signifikan. Hal ini berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.
“Pandu PTM menjadi solusi terpadu dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu kesehatan. Program ini tak hanya berfokus pada aspek preventif, tetapi juga kuratif dan rehabilitatif,” ujarnya, Senin (18/12/2023).
Selain PTM, masalah kesehatan jiwa juga menjadi perhatian serius. Riskesdas 2018 mencatat tingginya prevalensi gangguan mental emosional di atas sembilan persen. Sedangkan gangguan jiwa berat mencapai lebih dari 1,7 juta jiwa.
Kendati demikian, masih terdapat kesenjangan besar dalam pengobatan. Lebih dari 90 persen pasien gangguan jiwa tidak mendapatkan layanan.
Untuk mengatasi permasalahan itu, Dinkes Kaltim menggelar pelatihan Pandu PTM dan Training of Trainers (TOT) tenaga kesehatan jiwa terpadu di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP).
Jaya berharap langkah ini dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang kesehatan. Terutama dalam hal pelayanan PTM dan kesehatan jiwa masyarakat.
“Melalui pelatihan ini diharapkan angka kesakitan, kecacatan, dan mortalitas akibat PTM dapat signifikan berkurang. Kami berkomitmen menciptakan SDM yang dapat memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Kaltim,” jelasnya.