DPRD Samarinda

Data Tidak Sinkron, Deni Hakim Anwar Minta Dinsos Buat Aplikasi Fakir Miskin

Samarinda, Natmed.id – Agar lebih mudah pendataan masyarakat miskin di Kota Samarinda, Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Samarinda Deni Hakim Anwar meminta kepada Dinas Sosial (Dinsos) agar dibuatkan aplikasi data masyarakat miskin.

Deni Hakim Anwar mengatakan, salah satu mengetahui indikator masyarakat miskin di Kota Samarinda, dapat dilihat dari kemampuan dalam mencukupi kehidupan pangannya.

“Sebenarnya indikator masyarakat miskin ialah ketika tidak bisa mencukupi kehidupan pangannya nah itu yang menjadi indikasi,” terangnya.

Ia juga mengatakan bukan melihat dari seberapa banyak kendaraannya dan apakah memiliki tempat tinggal. Namun dirinya berharap, masyarakat Kota Samarinda sudah mampu mencukupi kehidupan pangannya.

“Mudah-mudahan di Kota Samarinda tidak ada lagi yang tidak makan 3 kali sehari,” ucapnya saat di temui awak media di kantornya, Rabu (15/12/2021).

Sedangkan jika pendidikan dijadikan indikator kemiskinan sudah tidak memungkinkan lagi karena saat ini banyak fasilitas pendidikan yang diberikan oleh pemerintah seperti beasiswa.

“Karena pendidikan telah menerima dukungan beasiswa, jadi kemungkinan indikasi kemiskinan hanya untuk kelayakan hidup,” kata Deni.

Deni mengatakan bahwa bantuan dari pemerintah yang ingin disalurkan ke masyarakat banyak kendala dengan data.

“Bantuan yang  kita salurkan selalu terkendala dengan data, artinya data tersebut tidak cocok,” ucapnya.

Dari aduan masyarakat, lanjutnya penerima bantuan kebanyakan masyarakat yang memang tergolong  mampu dengan mempunyai kendaraan bermotor 3 dan mobil 1.

“Mohon maaf jadi kebanyakan itu kita dapat aduan dari masyarakat mereka yang memang tergolong tidak mampu tapi mereka tidak masuk di dalam data itu tadi. Tapi mereka yang punya motor 3 mobil 1 malah diterima bantuan,” tuturnya.

Oleh sebab itu, Deni meminta kepada Dinsos agar dibuatkan aplikasi data masyarakat miskin, sehingga bisa memantau dimana pun orang miskin itu berada. Jangan sampai tidak mendapatkan bantuan.

“Contoh ketika masuk bantuan dari pusat penerima ini sewa di Jalan Jelawat, besok pindah ke Jalan Biawan otomatis tidak ketemu. Tentu saja bantuan tidak sampai ke pada yang berhak untuk mendapatkan,” pungkasnya.

Related posts

Konsep Pengembangan Kawasan Citra Niaga Harus Jelas

Irawati

Subandi Sebut Pancasila Sangat Teruji Sebagai Ideologi Bangsa

Aras Febri

Puji Berharap Duta Genre Dibekali Pengetahuan Stunting

Muhammad