Samarinda, Natmed.id – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Samarinda, Kalimantan Timur Asli Nuryadin menyatakan bahwa indikator sekolah unggulan tidak lagi tentang bangunannya yang berdiri megah. Juga, bukan tentang penggunaan bahasa Inggris dalam labelnya.
Saat ini, menurutnya, ada tiga aspek yang menjadi acuan bagi sekolah berkategori unggulan. Pertama, lembaga pendidikan tersebut mampu mengubah karakter dan perilaku anak menjadi lebih baik. Sekolah bukan saja menjadi tempat belajar membaca dan menulis.
Asli menjelaskan, sekolah harus berperan besar dalam membentuk kepribadian para generasi muda. Kemudian, mempersiapkannya menjadi penerus bangsa yang berkualitas.
“Bagaimana sekolah itu mampu mengubah perilaku anak dari yang belum baik menjadi baik, dan yang sudah baik menjadi lebih baik,” ujarnya di Ballroom Hotel Horison Samarinda, Selasa (16/1/2024).
Aspek kedua, lingkungan sekolah harus mampu memberikan pendidikan literasi dan numerasi yang baik. Apalagi, salah satu fungsi sekolah adalah mencerdaskan anak-anak bangsa melalui transfer ilmu oleh para tenaga pendidik.
Oleh karena itu, penting bagi sekolah memiliki tenaga pendidik atau guru yang berkompeten. Juga, ramah kepada anak selaku pihak yang menerima ilmu.
“Kemudian, bagaimana guru dapat mentransfer ilmu yang baik. Sekolah harus memenuhi literasi dan numerasi yang baik dan ramah bagi anak,” lanjutnya.
Aspek ketiga, sekolah harus mampu mengadaptasi teknologi dan informasi dalam kegiatan belajar-mengajar. Teknologi menjadi wajib dipelajari guna mengikuti perkembangan zaman.
Terlebih, penyebaran informasi yang sangat cepat saat ini menjadi tantangan bagi para guru untuk mengajarkan terkait filter terhadap hoaks bagi anak-anak.
“Teknologi dan informasi harus kota adaptasi bagi anak-anak kita,” ucap Asli.
Berdasarkan ketiga kategori tersebut, sekolah unggulan tidak lagi mencerminkan sebuah gedung dan ruang kelas yang bagus.
Namun, didukung oleh lingkungan sekolah agar dapat membentuk anak menjadi generasi yang berkualitas. Adapun variabelnya dengan mementingkan olah perilaku, kompetensi guru dan adaptasi teknologi dan informasi.