Samarinda, Natmed.id – Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Seno Aji menyampaikan situasi banjir di Kabupaten Berau dan Kutai Timur (Kutim) telah berhasil dikendalikan dan mulai surut.
Selain memberikan pembaruan mengenai penanganan bencana lokal, Wagub juga menanggapi isu yang mengaitkan banjir dengan dampak pertambangan.
Seno Aji menjelaskan bahwa tim BPBD dan instansi terkait telah bergerak cepat menanggapi laporan banjir yang terjadi di beberapa lokasi kritis, termasuk Telen dan Wahau di Kutim, serta Segah dan Kelay di Berau.
“Berau dan Kutim kita sudah lakukan koordinasi. Mulai dari empat hari yang lalu kita koordinasikan. Dan semua sudah tertangani saat ini,” jelasnya kepada wartawan, Kamis, 11 Desember 2025.
Situasi di salah satu wilayah terdampak, Wahau, dilaporkan sudah membaik, bahkan air sudah surut. Wagub menginformasikan bahwa operasi penyelamatan berjalan lancar tanpa adanya korban jiwa.
“Di Wahau sudah turun, sudah surut. Dan semua korban terdampak ada kurang lebih sekitar 451 jiwa. Sudah diamankan, sudah baik kembali ke rumah dan tidak ada korban jiwa,” tegas Seno Aji.
Menanggapi pertanyaan yang kerap muncul dari masyarakat mengenai keterkaitan antara banjir tahunan ini dengan tingginya aktivitas pertambangan di Kaltim, Wagub Seno Aji memberikan pandangan yang berhati-hati, namun cenderung membantah narasi tersebut. Ia merujuk pada kesaksian penduduk lokal yang lebih tua.
“Kalau kami membaca situasi di sana, orang-orang tua itu mengatakan bahwa ini terjadi biasa. Tahunan setiap tahun dari 20-30 tahun yang lalu. Artinya memang ini tidak ada relasinya dengan tambang,” ungkapnya.
Kendati demikian, Seno Aji tidak menafikan perlunya tanggung jawab penuh dari sektor pertambangan terhadap kelestarian lingkungan. Ia menekankan bahwa perusahaan tambang tetap wajib bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitasnya.
“Tapi, bagaimanapun juga, kita harus peduli, tambang harus tetap bertanggung jawab penuh terhadap situasi dan kondisi di lapangan. Karena memang kita melihat tambang ini juga aktivitas yang, mohon maaf, yang merusak lingkungan. Untuk itu harus segera diantisipasi. Perbaikan lingkungannya oleh tambang,” tegasnya.
