Diskominfo Kukar

Arianto Sebut Desa Wisata Pintu Masuk Peningkatan Ekonomi

Kukar, Natmed.id – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara (Kukar) Arianto menekankan bahwa pengembangan desa wisata bukan hanya tentang membangun tempat yang indah atau menarik perhatian wisatawan.

Lebih dari itu, pengembangan desa wisata adalah soal memberdayakan warga dan menciptakan ruang hidup yang punya nilai ekonomi dan budaya.

“Yang terpenting dalam desa wisata itu bukan sekadar tempatnya bagus. Tapi, bagaimana masyarakat ikut merasakan manfaatnya, dan mereka terlibat penuh dalam proses pengelolaannya,” ujar Arianto saat dihubungi, Senin, 7 April 2025.

Arianti paham betul, banyak desa di Kukar punya daya tarik luar biasa. Mulai dari ekowisata hingga warisan budaya lokal.

Tapi menurutnya, potensi itu tidak akan berarti jika tidak dikelola dengan baik dan tidak mendapat dukungan dari warga serta pemerintah desa.

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kolaborasi antara kelompok sadar wisata (Pokdarwis), perangkat desa, dan masyarakat umum. “Kalau masyarakatnya pasif, program ini akan sulit berkembang,” tegasnya.

Sejak 2012, ada sepuluh desa di Kukar yang ditetapkan sebagai desa wisata. Beberapa di antaranya adalah Desa Kedang Ipil, Desa Pela, dan Sangkuliman yang kini mulai menunjukkan perkembangan signifikan.

Arianto menyebutkan, sebagian desa mulai fokus pada wisata berbasis alam dan konservasi, sementara lainnya mengembangkan wisata buatan dan budaya.

Meski begitu, ia juga mengakui bahwa tidak semua desa bergerak dengan kecepatan yang sama. Kendala seperti minimnya infrastruktur, kurangnya pelatihan pengelolaan, dan promosi yang belum maksimal masih menjadi tantangan besar.

“Di sinilah peran pemerintah daerah untuk hadir dan mendampingi. Tapi tetap, peran utama tetap ada di masyarakat desa itu sendiri,” katanya.

Tak hanya fokus pada sektor wisata, Arianto juga menyoroti pentingnya penguatan ekonomi kreatif sebagai bagian dari ekosistem wisata.

Salah satunya dengan membantu pelaku usaha kuliner di daerah wisata, misalnya melalui bantuan mesin es batu kristal yang diberikan kepada warga di Tenggarong Seberang.

Arianto menilai, pembangunan desa wisata bukan tujuan akhir. Tapi, bagian dari proses menciptakan desa mandiri dan berdaya.

Ia menekankan bahwa pariwisata bisa menjadi pintu masuk untuk membuka banyak peluang, mulai dari peningkatan pendapatan warga hingga pelestarian budaya lokal.

“Kami di Dispar selalu siap mendampingi. Tapi kami juga ingin desa-desa ini punya semangat dan kesadaran kolektif untuk maju bersama,” tuturnya.

Bagi Arianto, kunci keberhasilan desa wisata ada pada sinergi dan kepercayaan masyarakat bahwa tempat tinggal mereka punya daya tarik dan nilai jual. “Kalau masyarakat percaya duluan, baru wisatawan bisa yakin datang,” tutupnya. (Adv)

Related posts

Camat Kota Bangun Darat Minta Perbaikan Jalan Rusak jadi Prioritas

Aminah

Dinsos Kukar Perluas Fasilitas Disabilitas Hingga ke Desa

Aminah

Beasiswa Kukar Idaman Kembali Dibuka dengan Anggaran Rp8 Miliar

Aminah

Leave a Comment

You cannot copy content of this page