Samarinda, Natmed.id – Operasi pasar dan Gerakan Pangan Murah (GPM) digelar di Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur (Kutim) pekan ini. Agenda yang melibatkan Bulog serta pemerintah kabupaten/kota itu dilakukan untuk menahan laju kenaikan harga kebutuhan pokok sekaligus menjaga inflasi tetap terkendali.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (DPPKUKM) Kaltim Heni Purwaningsih menyebut kegiatan dimulai sejak Senin dan masih berlangsung hingga Selasa 2 September 2025.
“Minggu ini kegiatan sedang berlangsung di Bontang dan Kutim, dimulai sejak Senin kemarin dan hari ini masih berjalan. Kami melibatkan Bulog dan sektor terkait bersama pemerintah kabupaten/kota,” kata Heni usai Rapat Koordinasi inflasi di Kantor Gubernur Kaltim.
Pemprov Kaltim mengandalkan early warning system (EWS) untuk memprediksi komoditas yang rawan menyumbang inflasi. Begitu terdeteksi, langsung diikuti dengan operasi pasar.
“Sebelum inflasi dirilis BPS bulan berikutnya, kami sudah melakukan EWS. Dari prediksi itu, langsung kami tindak lanjuti dalam bentuk operasi pasar dan gerakan pangan murah. Misalnya diprediksi harga beras atau minyak naik, kita segera lakukan operasi pasar beras dan minyak,” jelasnya.
Prediksi inflasi Agustus antara lain dipicu ikan layang dan makanan olahan nonpokok. Untuk komoditas utama seperti beras, gula, minyak, tepung, telur, cabai, dan bawang putih, pengendalian dilakukan bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
“Kolaborasi dengan TPID Kaltim juga terus dijalankan,” tambahnya.
Data terakhir mencatat inflasi Kaltim per Agustus 2025 sebesar 1,79 persen year on year, lebih rendah dari nasional 2,31 persen. Inflasi year to date mencapai 1,51 persen, juga lebih rendah dari nasional 1,60 persen. Target inflasi akhir tahun dipatok pada rentang 1,5–3,5 persen.
Beta feature