Samarinda, Natmed.id – Anggota Komisi II DPRD Samarinda Abdul Rohim mendorong Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melakukan tinjauan mendalam terkait inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang merata.
Hasilnya dibutuhkan untuk memastikan pertumbuhan ekonomi tidak bergantung pada segelintir sektor. Data inflasi itu dapat diandalkan untuk memperkirakan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah.
“Terkait data acuannya dari tim inflasi, kemungkinan itu benar. Tapi, semisal terkait pertumbuhan ekonomi itu harus dicek bersumber dari mana,” ujarnya, Sabtu (6/4/2024).
Abdul Rohim juga memaparkan pertumbuhan ekonomi yang hanya ditopang oleh sektor-sektor besar seperti tambang dapat menimbulkan ketidakmerataan ekonomi.
“Misalnya hanya dari sektor tambang yang memberikan kontribusi, sehingga ketika diukur pertumbuhan ekonomi meningkat padahal pertumbuhan itu hanya ditopang oleh satu dua sektor yang besar,” jelasnya.
Dalam konteks ini, Rohim menekankan perlunya penelusuran lebih lanjut terhadap kontribusi pertumbuhan ekonomi dari berbagai sektor.
“Jadi, melihat angka pertumbuhan itu harus kritis dan harus bersumber dari seluruh sektor. Artinya, mencerminkan pertumbuhan yang terjadi merata di seluruh sektor atau jangan-jangan hanya terjadi secara parsial,” tambahnya.
Kemudian, perhatian Rohim tidak hanya terfokus pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Namun, juga pada distribusi kontribusi ekonomi dari berbagai pelaku usaha.
“Jadi kontribusinya dihitung perlu dikroscek, apakah sumbangsih dari mayoritas pelaku ekonomi atau hanya karena satu hingga dua sektor besar saja,” tegasnya.
Menurut Rohim ketidakmerataan pertumbuhan ekonomi merupakan bahaya yang harus diwaspadai. “Tumbuh tetapi tidak merata, itu yang menjadi bahaya,” tegasnya
Ia juga mengingatkan akan pentingnya melakukan pengecekan terhadap data pertumbuhan ekonomi yang tampak mengesankan.
“Memang waktu di Musrembang dikasih laporan pertumbuhan ekonomi di atas provinsi atau bahkan di atas nasional,” katanya,
“Waktu itu saya sampaikan mesti dicek apakah ini bersumber dari seluruh sektor atau jangan-jangan cuman satu atau dua sektor saja,” lanjut Rohim.
Rohim menggarisbawahi bahwa kesalahan dalam menafsirkan data pertumbuhan ekonomi dapat mengakibatkan keputusan kebijakan yang salah.
“Bahaya kalau itu kemudian dipukul rata, kesannya pertumbuhan ekonomi Samarinda bagus, kenyataannya hanya dari satu sumber saja. Akhirnya, salah membaca data kemudian membuat salah dalam mengambil kebijakan,” paparnya.
Lebih lanjut Rohim menyikapi permasalahan inflasi. Ia menegaskan keterbukaan untuk mendukung langkah-langkah pemerintah yang didasarkan pada data yang akurat.
“Kalau inflasi itu berdasarkan data ya, ketika dikatakan bisa terkendali, Alhamdulillah kita support dan itu harus dijaga terus,” kata Rohim.
Di akhir pernyataannya Rohim berharap pemkot untuk melakukan tinjauan menyeluruh terhadap data ekonomi. Selain itu, menjaga pertumbuhan ekonomi tidak hanya terjadi secara parsial melainkan merata di seluruh sektor.
Dengan demikian, diharapkan langkah-langkah kebijakan yang diambil dapat memperkuat perekonomian lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.