National Media Nusantara
Nasional

Hakordia Probolinggo Kajari Tegaskan Integritas, Peringatkan Ancaman Korupsi

Mayangan, Natmed.id – Upacara peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2025 berlangsung khidmat di Stadion Bayuangga Kota Probolinggo, Selasa 9 Desember pagi. Kegiatan ini diikuti Wali Kota Probolinggo dr Aminuddin, Wakil Wali Kota Ina Dwi Lestari, jajaran Forkopimda, serta ratusan peserta dari berbagai unsur masyarakat.


Kajari Kota Probolinggo Lilik Setiyawan memimpin jalannya upacara sebagai inspektur. Sejumlah personel Kejari ditugaskan sebagai perangkat upacara, termasuk Ferry Dewantoro Nugroho sebagai komandan, Raden Bagus Eka Perwira sebagai perwira, Adam Getar Alamsyah pembaca UUD 1945, Satrio Cahya Bagaskoro pembaca Tri Krama Adhyaksa dan Moh Ali Chamim sebagai pemimpin doa.

Pengibaran bendera Merah Putih dipercayakan kepada siswa terpilih dari tiga sekolah, yakni Prima Abdi Dirgantara (SMAN 4), Rully Nurdaffa Untung (SMAN 2), dan Lipuring Tyas Bunga Pamungkas (SMK Kesehatan). Upacara turut diiringi Korsik Manggala Praja Pemerintah Kota Probolinggo.

Kajari Lilik menegaskan Hakordia merupakan momentum refleksi nasional. Ia menyebut korupsi sebagai tindakan yang merusak sendi kehidupan berbangsa serta menghambat pembangunan. Tema “Berantas Korupsi untuk Kemakmuran Rakyat” dinilai mengingatkan bahwa integritas harus menjadi prinsip dasar dalam penyelenggaraan negara.

“Korupsi adalah bentuk pengkhianatan terhadap keadilan. Pemberantasannya memastikan sumber daya negara kembali untuk kesejahteraan rakyat,” ujar Lilik dalam sambutannya.

Kepada para pelajar, Lilik menekankan pentingnya membangun kejujuran sejak muda. Ia mengingatkan bahwa praktik tidak terpuji sering muncul dari kebiasaan kecil yang dibiarkan hingga menjadi pelanggaran besar. “Generasi muda harus berani menolak setiap bentuk kecurangan. Pencegahan korupsi dimulai dari diri sendiri,” tegasnya.

Lilik juga mengutip laporan Indonesian Corruption Watch (ICW) tahun 2024 yang mencatat potensi kerugian negara mencapai Rp279,9 triliun akibat tindak korupsi. Angka tersebut, katanya, mencerminkan besarnya dampak korupsi terhadap layanan publik. “Setiap rupiah yang hilang berarti fasilitas umum yang tertunda, pendidikan yang terganggu dan hak masyarakat yang terampas,” jelasnya.

Kejaksaan RI memiliki peran penting dalam menjaga profesionalitas penegakan hukum. Komitmen tersebut sejalan dengan Asta Cita Presiden sebagai upaya mewujudkan Indonesia yang bersih, efektif dan berkeadilan.


Peringatan Hakordia tahun ini juga menampilkan Tari Pendidikan Antikorupsi yang dibawakan 100 pelajar SD dan SMP se-Kota Probolinggo. Tarian hasil kolaborasi dengan Sanggar Seni Bina Tari Bayu Kencana tersebut menggambarkan kegembiraan anak-anak dalam memahami nilai integritas.

Gerak yang enerjik menjadi simbol bahwa penanaman nilai antikorupsi harus dilakukan sejak dini. Melalui pesan moral dalam tarian, generasi muda diajak menjadi penjaga masa depan bangsa yang bebas dari praktik korupsi.

Peringatan Hakordia di Kota Probolinggo tahun ini tidak hanya berlangsung hikmat, tetapi juga membawa pesan kuat mengenai pentingnya integritas. Seluruh elemen masyarakat diajak memperkuat komitmen menolak korupsi dalam bentuk apa pun demi mewujudkan Indonesia yang bersih dan berkeadilan.

Related posts

Terbang ke Kaltim, Jokowi Resmikan Tol Balikpapan – Samarinda

Phandu

Yenny Wahid Cabut Dari Komisaris Garuda

Phandu

Jalur Batam Singapura Dibuka 26 Oktober Tahun ini

natmed